Mohon tunggu...
Jonatan Sara
Jonatan Sara Mohon Tunggu... wiraswasta -

isteri saya cuma satu, nggak niat nambah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dipijetin Bencong Salon

7 Mei 2014   11:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipijetin Bencong Salon

.

.

Biasanya kalau jalan-jalan di mall, kadang saya dan isteri suka mampir ke Salon, creambath untuk sekedar rilek saja. Biasanya saya lebih suka pilih salon yang training, lebih murah, bayarnya hanya Rp.20ribu. Creambath di salon training centre nggak kalah sama yang sudah profesional. Yang training malah bisa kita suruh-suruh, pijet kurang keras, sekalian pijetin punggung dan tangan. Durasinya lebih lama dari yang sudah profesionalnya. Biasanya tenaganya anak muda.

Kebetulan kemarin minggu iseng pengen coba salon di ujung jalan, baru buka. Di spanduknya tertera harga creambath Rp.20ribu. Sama dengan yang di mall. Ruangannya tidak besar, tapi bersih dan ber-AC. Tukang salonnya perempuan, saya kurang memperhatikan cantik atau tidak. Tapi yang jelas, saat mbak salon mempersilahkan duduk, ebuseeet . . . . suaranya berat amat, nge-bass. Ga taunya bencong. Alamaaakk . . . mau nggak jadi, nggak enak hati, takut dibentak sama mbak salon. Ya udah dilanjutkan aja.

Mulailah rambut saya dicuci, dikeringkan dengan handuk. Sebelum creambath, ditawari mau pakai creambath apa, saya pilih lidah buaya. Creambath pun dimulai. Tangan mbak salon dengan lincah dan bertenaga mulai memijat kepala saya. Saya lihat wajahnya melalui cermin, kulit mukanya gradakan, alisnya tebal, giginya rada hitam, mungkin karena efek rokok. Saya langsung merem, males lihat wajahnya. Rasanya rada risih kepala dipijetin bencong salon.

Mbak salon ini mencoba ngajak ngobrol saya, mungkin untuk mencairkan suasana, supaya ada keakraban antara pengusaha dengan pelanggannya, hehe . . . Saya jawab seadanya saja, sambil merem, pura-pura ngantuk. Beneran, pijetannya kuat juga, ampuh menghilangkan pusing.

“Mau pake steam atau pakai handuk hangat saja mas ?” Aduh, kaget saya . . . suaranya itu lho, sesuatu banget . . !! “Steam aja mas, eh mbak . . .”

“Pijet punggung ? Tangan ?”“Nggak, terimakasih”

Selesai creambath, rambut dicuci, dikeringkan dengan hairdryer, disisir rapi. Selesai sudah acara creambath.

“Berapa ?”

“Lima puluh ribu mas “

“Laaaahh . . . bukannya 20ribu ? itu di spanduknya creambath 20rb ?”

“Creambath 20ribu,  steam 20ribu,  hairdryer 10rb”

.

.

Ampun deh ni salon, tahu gini mendingan creambath di mall aja . . .

.

.

.

Jonatan Sara

.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun