Mohon tunggu...
Jonatan Sara
Jonatan Sara Mohon Tunggu... wiraswasta -

isteri saya cuma satu, nggak niat nambah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Untuk Apa Ada Perempuan di Parlemen ?

6 Mei 2014   11:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13993499941264585579

Untuk Apa Ada Perempuan di Parlemen ?

.

[caption id="attachment_306213" align="aligncenter" width="448" caption="Perempuan Dalam Parlemen. Images:antara"][/caption]

.

Pada Pemilu 10 tahun lalu, ramai diperdebatkan perlunya jumlah tertentu perempuan yang harus duduk di Parlemen. Tujuannya jelas, yaitu meneruskan aspirasi para perempuan, memperjuangkan UU membela kepentingan perempuan, dan agar perempuan di seluruh Indonesia terangkat martabatnya.

Lalu diputuskanlah bahwa perempuan yang duduk di Parlemen harus 30%.

Partai Politik pun terjangkiti eforia perempuan, ramaiu-ramai mengajukan perempuan untuk menjadi Caleg. Perempuan yang diajukan sebagai Caleg juga bukan perempuan biasa. Ada yang ahli Hukum, Artis jago joget, sampai Putri Indonesia. Hasilnya, lumayan dapat mengangkat perolehan suara Partai.

Tapi sayang, Partai Politik tidak memanfaatkan momentum ini untuk memperjuangkan kepentingan perempuan. Perempuan yang duduk di Parlemen tidak punya Visi dan Misi yang jelas. Hasilnya, bukannya memperjuangkan urusan perempuan, malah memperjuangkan kepentingan Partainya.

Sebagai contoh, ketika membuat Undang-Undang mengenai perdagangan manusia (perdagangan perempuan), seorang anggota Parlemen perempuan mengatakan : "itu urusan Kementerian Perdagangan". Kelihatan sekali bego nya Wakil Rakyat ini.

Dalam 5 tahun belakangan, muncullah peraturan mengenai perempuan. Perempuan harus berjilbab. Perempuan dilarang duduk ngangkang. Semua regulasi yang tidak Pro Perempuan. Padahal katanya anggota Parlemen 30% perempuan. Belum lagi urusan TKW di Malaysia, Arab, Hongkong, yang sebagian besar menderita dianiaya dan diperkosa adalah perempuan.

Sekarang, Pemilu 2014 hasilnya lebih dahsyat lagi. Jumlah perempuan yang masuk Parlemen diperkirakan kurang dari 10%. Rakyat sudah semakin cerdas dalam memilih perempuan yang akan duduk di Parlemen. Modal tampang dan tas Hermes, diragukan akan memperjuangkan kepentingan perempuan.

.

Semoga anggota parlemen laki-laki ingat untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan perempuan.

Jangan lagi mengutamakan kepentingan partai.

.

.

.

Jonatan Sara

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun