Bandung
Jika menyebut nama ini, yang terlintas pertama di pikiran adalah macet. Bandung memang sudah menjadi tempat tujuan wisata orang Jakarta ketika libur. Jaraknya tidak terlalu jauh, jajanannya banyak, factory outlet bertebaran dimana-mana. Hotel mahal ada, murah ada. Tak heran, Bandung jadi macet dengan mobil plat B (Jakarta).
Bandung menyimpan cerita sejarah perjuangan yang luarbiasa. Insiden perobekan dengan bayonet oleh dua pemuda Mohammad Endang Karmas dan Moeljono, warna biru bendera Belanda sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia rupanya menimbulkan gejolak besar. Inggris dan Belanda menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di daerah Lengkong Besar dan Cicadas. Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan rakyat, melahirkan politik “bumihangus”. Rakyat tidak rela Kota Bandung dimanfaatkan oleh musuh.
.
[caption id="attachment_292946" align="aligncenter" width="570" caption="Gedung Genis, sekarang Bank Jabar, tempat insiden perobekan bendera. Gambar: wikipedia"][/caption] .
Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200 ribu penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan. Langkah ini dinilai tepat, karena kekuatan TRI dan rakyat tidak akan sanggup menghadapi pihak musuh yang berkekuatan besar.
Istilan Bandung Lautan Api muncul di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Wartawan Atje Bastaman menulis berita dan memberi judul Bandoeng Djadi Laoetan Api. Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi Bandoeng Laoetan Api.
.
Beda dulu beda sekarang . . . . .
.
Kalau dulu ruang tulisan terbatas, sehingga judul panjang harus diperpendek, berbahagialah sekarang karena ruang tulisan bisa lebih panjang.
.
Bandoeng Laoetan Api saya perpanjang menjadi Bandung Lautan Api (Asmara), boleh kan . . . ?
.
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI