Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sani Banting Tulang Upayakan Kesembuhan Fahri yang Idap Kelainan Tulang

10 April 2017   12:23 Diperbarui: 10 April 2017   20:00 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (sumebr gambar: https://news.detik.com)

Ketika bocah seusia Muh. Fahri Asidiq (11) tahun suka cita bermain-main bersama teman sebanyak tidak demikian dengan Muh. Fahri Asidiq justru terbaring lemah di tempat tidur. Pasalnya sejak usia 4 tahun, Fahri mengalami kelainan tulang atau disebut osteogenesis imperfecta. Penyakit ini membuatnya tak lagi mampu menopang berat tubuhnya sendiri, sehingga tidak mampu berjalan seperti anak-anak normal lainnya, tulangnya mudah patah, hingga tidak terhitung jumlahnya baik sengaja maupun tidak bahkan hanya karena batuk tulangnya bisa patah.

Berita memilukan ini datang dari keluarga fahri beralamat dijalan cipandung RT 01 RW 03 kelurahan cipadung, kecamatan cibiru, kota Bandung. Rumah tersebut merupakan rumah saudaranya sendiri. Benar kiranya kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah, ini diperlihatkan Sri Astuti Nursani (32) biasa dipanggil Sani merupakan ibu Fahri sangat luar biasa tabah merawat anaknya yang mengalami kelainan tulang tergolek tak berdaya diatas tempat tidur. Sebagainana kita ketahui sebelumnya sempat viral berita seorang anak dan menantu menuntut ibu kandungnya sebesar Rp. 1,8 miliar terkait sangkutan hutang piutang sesama saudara. Parah!!!.

Mahalnya harga rumah sakit memaksa rumahnya dijual untuk biaya pengobatan anaknya. Padahal, pemerintah sudah menggelontorkan anggaran kesehatan dalam bentuk asuransi keehatan dan BPJS, rupanya jaminan tersebut tidak sepadan dengan mahalnya biaya kesembuhan Muhammad Fahri.

Kelainan tulang atau Osteogenesis Imperfecta, merupakan bentuk kelainan genetik pada tulang yang mempengaruhi proses produksi kolagen. Kolagen adalah komponen utama penyusun pada pembentukan jaringan ikat yang terdapat pada tulang. Jika produksi kolagen mengalami kelainan maka dapat mengakibatkan tulang rapuh dan mudah patah.

Betapa berat cobaan Fahri, anak sekecil itu mengalami kelainan tulang hingga mempengaruhi masa tumbuhnya. Namun demikian keceriaan tetap terpancar dari dirinya yang penuh derita, remaja bahkan orang tua belum tentu sanggup memikul ujian sepertinya (Fahri). Ironisnya beban hidup keluarga Fahri begitu berat ditengah-tengah sengkarutnya polemik korupsi mega proyek E-KTP hingga merugikan negara miliaran rupiah nilainya, belum ditambah dengan perkembangan korupsi-korupsi lain di negeri ini.

Bicara korupsi, saya meminjam kalimat Islaminur Pempasa (Anggota Dewan Redaksi HU Pikiran Rakyat),  “APA yang tidak dikorupsi di Indonesia? Pertanyaan ini bakal lebih sulit dijawab dibandingkan dengan pertanyaan ”apa yang dapat dikorupsi di negeri kita ini”.

Sebagaimana marak dipemberitaan, kondisi fisik Fahri cukup miris. Tulang kering kakinya nampak melengkung, pada bagian lututnya terlihat gepeng, sesekali bagian dari lututnya itu nampak mengeluarkan darah. Tidak cukup sampai disitu, bagian dada menonjol karena banyak dari tulang rusuknya yang telah patah, tulang punggungnya patah. Bahkan mempengaruhi mata Fahri, sampai harus mengenakan kaca mata minus sebagai alat bantu penglihatan.

Pertama kalim saya membaca/menyaksikan berita ini, langsung tidak enak perasaan hingga harus menghela nafas berat, saking tak kuasanya menahan haru, bahkan nyaris tidak sanggup menelan makanan, tentu sangat memprihatinkan kondisinya bagi siapapun yang melihatnya, berat badannya terus menyusut sangat jauh dari anak-anak sebayanya.

Perjuangan Sri Astati Nursani (32) untuk menghidupi dan merawat Muhammad Fahri Asidiq (11), bocah penderita tulang rapuh (osteogenesis imperfecta) dan adiknya yang baru berusia enam tahun terbilang sangat berat. Semenjak ditinggal suaminya beberapa tahun lalu, Sani tidak ingin menyerah dengan keadaan. Berjualan tisu keliling pun Sani lakoni setiap hari. Baginya, sumber kekuatan adalah anak-anaknya. Apalagi Fahri yang tetap aktif dan ceria membuatnya semangat untuk mengupayakan kesembuhan Fahri.

"Fahri enggak pernah ngeluh. Mengeluh kalau memang terasa sakit saja. Dia ceria dan aktif. Itu yang bikin saya kuat," kata Sani.

Salut!!!

10 April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun