Tahun baru 2017 seharusnya diawali dengan berita bahagia, gembira, suka cita tanpa harus ada lagi air mata. Hal tersebut seperti masih memayungi negeri ini, belum hilang dari ingatan perampokan disertai pembunuhan sekelurga di Pulomas pada Desember 2016. Tragedi mengerikan mengawali tahun 2017.
Minggu pagi, 1 Januari 2017, kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu terbakar di perairan Muara Angke. Saat itu, sebelumnya riuh rendah hajatan petasan dan kembang api warnai pesta peralihan 2016 menuju 2017. Menurut pemberitaan kapal tersebut memuat melebihi kapasitas daya tampung, padahal data manifest menunjukkan KM. Zaro Expres berpenumpang 100 orang. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir kapal tersebut mengangkut sekitar 230 penumpang. Insiden terjadi pada pukul 09.15 wib, diduga penyebabnya konsleting aki berasal dari hubungan arus pendek generator. Akibat kejadian ini 23 orang meninggal, belasan orang hilang, dan ratusan lain dirawat di rumah sakit.
Diberitakan Kemudian, cepatnya api menjalar juga diduga karena sejumlah barang bawaan penumpang kapal. Terlebih, KM Zahro Ekspres sendiri berbahan fiber karena menggunakan AC. KM Zahro Expres juga diketahui hanya memiliki dua akses pintu pada bagian depan dan belakang. Kondisi itu diduga menyebabkan penumpang kesulitan mencari jalur evakuasi saat terjadi kecelakaan seperti kebakaran.
Dilansir Tempo.co pada Senin, 2 Januari 2017 menurut Pengamat transportasi sekaligus Ketua Fakta Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, mengatakan, ada dua kesalahan pemerintah terkait dengan insiden terbakarnya kapal motor Zahro Express. “Setidaknya ada dua kelemahan terkait pengawasan yang harus diselesaikan,” “Dia mengatakan ia mengidentifikasi ada dua kelemahan pengawasan. Pertama, pemerintah lemah melakukan pengawasan secara operasional. Kedua, pengawasan di bidang kelaikan armada kapal.” kata Azas
Peristiwa ini, mengingtkan kita akan Kapal penumpang Tampomas II milik PT Pelni mengalami kebakaran. Terbakar pada lokasi sekitar 220 mil laut menuju pelabuhan Ujungpandang. Kapal ini memuat 1.054 penumpang di samping 82 awak kapal.
Seisi penumpang merupakan wisatawan yang hendak menghabiskan liburan akhir tahun 2016, menyongsong tahun 2017 dengan berekreasi ke pulau tidung, naas niat menghabiskan masa liburan berakhir duka. Hanya terlihat warna hitam pekat mewarnai seluruh kapal hangus seluruhnya terbakar, hanya menyisakan bangkai kapal kondisinya sudah gosong.
3 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H