Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dekadensi Moral Salah Siapa?

9 Juni 2017   16:30 Diperbarui: 9 Juni 2017   16:42 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sungguh ironi tiap hari kita menyimak informasi yang terjadi. Dekadensi moral merajalela, seolah-olah menjadi kultur bahkan telah mengenyampingkan antara hak dan bathil. Dimulai pergaulan bebas yang tak mengenal batas, puluhan anak laki-laki dan perempuan dilecehkan, pembunuhan keji dengan cara dimutilasi, bahkan sekelompok orang sepakat mati dengan cara menenggak minuman keras (miras) yang memabukkan yang tidak hanya merugikan diri sendiri, imbasnya memicu ke perbuatan anarkis mengarah kepada pengrusakan fasilitas umum.

Di bulan suci ramadhan rupanya juga tak membuat gangster-gangster gentar berbuat onar. Itulah potret-potret kehidupan yang dilakukan sebagian masyarakat kita yang krisis moral. Tentu hal ini tak boleh dibiarkan apalagi tak berbuat apa-apa, bahkan menyalahkan media massa sebagai penyebabnya.

Terkait perkembangan media massa, sebenarnya kemajuan Teknologi Informasi sangat luar biasa manfaatnya, akan tetapi luar biasa juga mudharatnya yang menghantarkan kehancuran kepada generasi mendatang kalau kita tidak pandai memilah. Parahnya, orang saling berselisih dan berkonflik, dendam, semua itu berasal dari kegunaan informasi tersebut. Sebagaimana diketahui pengaruh global teknologi akan mendatangkan identitas bangsa yang materialistis (segala sesuatu dilakukan atas dasar materi), individualistis (kehendak sendiri/semau gue), vandalisme (perbuatan merusak), hedonisme (pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup).

Lantas, apa yang kita lakukan agar kita terhindar atas segala perbuatan yang di informasikan. Tidak perlu dengan cara muluk-muluk cukup dimulai dari keluarga kita membimbing anak-anak dengan iman dan takwa yang toyibah/baik merupakan memori paling akurat, mengajarkan tata krama, sopan santun kepada orang yang lebih tua, menghargai hasil karya orang lain, menanamkan keimanan sholat lima waktu sejak usia dini. Jangan menyalahkan siapa-siapa, koreksi diri sendiri sebelum sentimen negatif kepada orang lain, setidaknya langkah kecil ini mampu meredam dekadensi moral. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi.

9 Juni 2017

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun