Pelukan ala Teletubbies Hanifan terhadap Presiden Jokowi dan Presiden Pencak Silat Prabowo Subianto menandakan bahwa kedua tokoh ini tidak mempunyai masalah.Â
Perselisihan memicu permusuhan mencuat ke permukaan akibat ulah segelintir oknum dari bawah, yang kasak kusuk mencari kambing hitam menghendaki kedua kubu saling membenci, saling memaki hingga pecah kongsi.
Maklum di panggung politik juga ada fans Jokowi ada juga fans Prabowo. Namun berkeliaran haters Prabowo maupun haters Jokowi. Fenomena fans dan haters inilah yang membuat perseteruan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden selalu menjadi "abadi".
Entah apa yang ada di pikiran pesilat Hanifan Yudani Kusumah. Berkat, ulahnya merekatkan yang terkoyak bagai oase di gurun pasir. Lawanlah api dengan air, itu kata-kata tepat buat menyatukan panasnya perseteruam panggung politik.
Dalam realita politik, semua kata-kata, wacana dan energi menjadi amunisi untuk menggulingkan lawan politik. Apapun yang dilakukan lawan politik selalu salah. Semakin  busuklah watak berpolitik di negeri ini. Politikus asal Amerika Serikat, Hubert Humphrey (1911-1978) mengatakan,  "berbuat salah itu manusiawi, namun menyalahkan orang lain itu adalah (watak) politik."
Pelukan mesra Hanifan menyatukan dua negarawan paling berpengaruh di negeri ini setidaknya menyejukkan panasnya suhu pertarungan menuju Presiden dan Wakil Presiden 2019. Dalam hal ini berlaku prinsip, musuh yang pintar akan lebih menolong dari pada teman yang bodoh dan lawan yang jujur lebih bermanfaat dari pada kawan yang culas.Â
Hanifan tahu, bahwa untuk terkenal itu melalui prestasi bukan sensasi, pasti akan indah pada waktunya. Berpelukan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H