Tetapi inilah buktinya bahwa para pencari Lailatul Qadar jaman now lebih didominasi kaum Old yang usianya rata-rata diatas 50 tahun.
Sementara generasi zaman now, bukannya memperbanyak buat i'tikaf di Masjid ataupun di tempat masing-masing semampunya membaca ayat suci Al-Qur'an, dzikir, dan doa, dan berbagai amal sholeh lainnya, malah i'tikafnya bermain Mobile Legend berjam-jam sampai menghabiskan kuota.
Ibarat para pendukung sepakbola, ada pendukung yang fanatik dan ada yang biasa-biasa saja. Begitu pula dengan para pencari Lailatul Qadar ini, ada yang fanatik dan ada pula yang biasa-bisa saja.
Saya sendiri termasuk ke dalam golongan pencari Lailatul Qadar yang biasa-bisa saja. Walau begitu sekuat tenaga melakukan ibadah di malam kemuliaan tersebut, sekalipun dilaksanakan di rumah. Wallahu a'lam.
Para pencari malam Lailatul Qadar fanatik itu akan melakukan:
- I'tikaf di dalam Masjid di malam ini hingga terbit fajar.
- Melakukan aneka ibadah yang kita sanggupi, tilawah, zikir, doa dan qiyamullail di malam Lailatul Qadr ini hanya dengan mengharap ridha Ilahi.
- Apabila tidak ber-i'tikaf setidaknya melakukan amalan-amalan yang baik di malam mulia ini dengan bersedekah, mengaji kalamullah.
- Membawakan makanan untuk dimakan oleh orang-orang sholeh yang sedang ber-i'tikaf di malam Lailatul Qadar, sehingga makanan itu menyertai ibadah para pencari malam Lailatul Qadar hingga puasa di keesokan harinya, ini adalah keuntungan besar, pahalanya berlipat ganda.
Sebaliknya para pencari Lailatul Qadar yang biasa-biasa saja, memuliakan malam Lailatul Qadar dilakukan dengan cara yang biasa-biasa pula.
Malam Lailatul Qadar lebih baik dari malam 1000 bulan, bukan berarti malam-malam sebelumnya atau sesudahnya itu tidak baik, akan tetapi malam ganjil ini memilki kemuliaan.Â
Jaman sekarang ini, moment malam Lailatul Qadar sedikit terlupakan, lantaran generasinya kecanduan games atau menghabiskan waktu di pasar atau di Mall membeli baju baru buat lebaran.
Tidak bermaksud menyinggung perasaan siapapun, bukankah sesama muslim adalah bersaudara, sewajarnya saling mengingatkan agar merenungi malam Lailatul Qadar dengan berbuat kebaikan agar kita mendapatkan pahala dari amalan-amalan yang dilakukan muslim/muslimah lainnya.
Intinya, syah-syah saja bermain games canggih itu, akan tetapi jangan sampai melupakan kewajiban kita sebagai umat Islam untuk beribadah, berdo'a, taqwa, berikhtiar (berusaha).
Jadilah generasi pemenang jangan menjadi generasi pecundang.