Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Usai Cekcok, Mahmudi Bacok Calon Istri dan Buronan Polisi

27 September 2017   10:51 Diperbarui: 27 September 2017   11:06 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum usai membahas fenomena saracennews.com ada lagi berita tak kalah menggegerakan jagad maya, kebangkitan gerakan komunis dan portal nikahsirri.com. berita miris datang dari desa Dawung Kecamatan Jogorogo Ngawi, Jawa Timur.

Pada Selasa, 26 September 2017 seorang pemuda bernama Mahmudi (30) warga Dusun Pondok, Desa Macanan, Kecamatan Jogorogo Ngawi, mengamuk di rumah calon istrinya dengan membawa parang pasca cekcok.

Amukannya itu menyebabkan calon isrinya Neny Agustin (17), lehernya kena tebas dan tewas saat setelah tiba di rumah sakit. Sumiyati (45) yang tak lain ibu korban, kakek korban Pawiro (82) dan Samiyem (45) merupakan tetangga korban tak luput kena amukan lelaki bengis ini. Inilah contoh konkrit perilaku komunis itu. Jadi untuk apa nonton film PKI, toh kesadisan itu telah banyak terjadi di depan mata kita.

Menurut beritalimacom, "pelaku datang marah-marah dan mencari Neny (calon Istri). Setelah ketemu, langsung dibacok. Ibu dan kakek serta tetangga korban yang berusaha menolong calon istrinya juga ikut dibacok."

Usai melakukan pembacokan, pelaku melarikan diri ke dalam hutan di wilayah Desa Krandegan, Kecamatan Ngrambe, dan menjadi buron Polsek Jogorogo.

Yah, sangat disayangkan sekali ulah nekat  Mudiono membacok calon istrinya sendiri. Seakan kebengisan ini menjawab kekawatiran orang nomor satu di negeri ini, bahwa komunis itu bukan untuk diperdebatkan, tapi sikap dan perilaku individunya yang harus dirubah. Tidak mudah ketika amarah sudah memuncak, hilang semua akal sehatnya. Seakan sejarah kelam itu hadir menghantui orang-orang terdekat disekitar kita sendiri.

Baru calon suami saja, sudah membacok calon istrinya, apatah lagi sudah resmi menjadi pasangan hidup, tentu pembantaianlah ditemui. Pelaku harus diproses seberat-beratnya, sebab telah menghabisi nyawa seseorang dengan sadis dan bengis, tak berprikemanusiaan.

Saya sebagai seorang anak manusia yang lama mengenyam pendidikan di Ngawi turut prihatin, dan secepatnya kegelisahan ibu sebagai orang tua yang melahirkan dan membesarkan dengan penuh kasih sayang segera mendapat keadilan. Tidak perlu main hakim sendiri ala orang bar-bar, negara kita adalah negara hukum, biarlah hukum yang menyelesaikannya.

Peristiwa inilah komunis sesungguhnya, tidak hanya duduk manis berdebat di depan sorotan kamera seolah mencari siapa benar siap salah, tanpa berbuat. Semoga pelakuknya cepat tertangkap.

27 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun