Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Bola

Final AFF 2016, Ibarat "Lepas dari Mulut Buaya, Masuk ke Mulut Harimau"

11 Desember 2016   07:48 Diperbarui: 11 Desember 2016   07:51 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tercatat sebanyak 9 kali pertemuan, dari 9 laga 2 diantaranya merupakan laga vital yakni Piala AFF tahun 2000 dan tahun 2002 silam. Sayang skuad garuda “dipecundangi” pada kedua laga pamungkas tersebut. Di tahun 2000 Thailand mengandaskan Indonesia dengan skore 4-1 saat melawat ke Stadion Raja Mangala. Sementara di laga final tahun 2002 Indonesia kembali ditekuk Thailand melalui drama adu pinalti dengan skor 4-2.

Pada piala AFF 2016 kali ini Skuad Indonesia sempat tergabung  dengan pasukan Gajah Putih di fase penyisihan di Group A. Stadion Philipine menjadi saksi bisu kekalahan 2-4 skuad Garuda di laga pembuka ajang sepakbola se-Asia Tenggara tersebut. Kalau jodoh takkan kemana, ternyata laga tersebut bukanlah pertemuan terakhir bagi kedua tim, mereka dipertemukan kembali pada laga Final yang akan berlangsung pada 14 dan 17 Desember 2016 mendatang.

Tiket Indonesia melaju ke Final Piala AFF 2016, setelah susah payah mempermalukan perlawanan sengit The Golden Star julukan bagi Timnas Vietnam dengan skore 2-2 Agregat gol 4-3 setelah menjalani ekstra time untuk kemenangan Indonesia. Hingga memicu tindakan vandalisme dari segelintir hooligans, karena Timnas Vietnam kesayangan mereka gagal melaju ke babak Final.

Tentu ini bukan hasil yang diharapkan semua supporter termasuk juru taktik Alfred Rield. Tapi, yang harus diingat adalah perjuangan Boaz Solossa cs di lapangan hijau patut mendapat apresiasi. Suatu keadaan yang sama-sama membahayakan bertemu Tim hebat seperti Thailand ibarat “lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau.” Pasalnya usai menyingkirkan Vietnam harus menghadapi lawan secara peringkat FIFA tentu jauh lebih baik dari Indonesia.

Fase Final Piala AFF 2016 perdana Indonesia sebagai tuan rumah pada tanggal 14 Desember 2016 dipastikan akan menggunakan Stadion Pakansari untuk menjalani Final perdana menjamu Thailand. Kesempatan ini sangat krusial syharat emosional untuk memetik point penting, jangan disia-siakan apalagi bermain di kandang sendiri. Kini pasukan Garuda harus benar-benar memanfaatkan moment ini dengan baik, jika tidak mau dipecundangi Thailand pada laga di Stadion Raja Mangala Bangkok pada 17 Desember 2016.

Asa skuad garuda tetap membara, tunjukkan bahwa garuda bermental baja. Ini sudah dibuktikan ketika mengandaskan The Golden Star julukan bagi Timnas Vietnam, hingga mampu melaju Final Piala AFF 2016. Singkat kata, hasil minor laga perdana di Stadion Pakansari Bogor akan menggagalkan impian Indonesia merengkuh tangga juara.

Thailand merupakan tim paling produktif urusan mencetak gol ke jala lawan. Ditambah semua pemain Timnas Gajah Putih bak predator ketika berada di area pertahanan lawan, sehingga dengan mudahnya menambah gol. Pada pertandingan laga maha menentukan ini pemain belakang/bek harus bekerja ekstra keras menjaga area belakang seperti instruksi yang diterapkan pelatih, minimum kesalahan di laga awal memudahkan pemain Thailand bebas membobol gawang Kurnia Meiga dengan 2-4 tidak terulang.

Sebaliknya Indonesia sangat kesulitan menembus disiplin pemain belakang Thailand sehingga sulit ditembus striker Timnas Garuda. Bahkan beberapa kali pemain lawan dengan leluasa menerobos pertahanan Indonesia melalui sisi kiri. Itu terbukti ketika skuat Garuda kecolongan gol di menit kelima. Pemain belakang kita beberapa kali melakukan blunder di barisan pertahanan Indonesia. Karena kesalahan lini belakang dua gol bersarang ke gawang Kurnia Meiga.  

Tapi yang perlu di ingat adalah kemenangan sebuah harga mati agar dilaga tandang lebih ringan, serta mengantisipasi serangan lawan ketika berhadapan dengan pemain-pemain level Thailand. Kesalahan sekecil apapun akan sangat merugikan, harus berani keluar menyerang, setidaknya menempatkan tiga striker sekaligus demi mengunci kemenangan hingga penghujung laga.

Meski pernah dipecundangi Thailand 2-4 bukan suatu beban berarti. Lupakan dan tunjukkan pada Thailand bahwa garuda tidak mudah menyerah hingga peluit panjang ditiup wasit. Hasil positif Timnas Indonesia main di kandang setidaknya turut meringankan duka saudara-saudara kita tertimba musibah Gempa di Pidie Aceh, melecut Indonesia menapaki tangga juara Piala AFF 2016. Thailand dipastikan tidak akan tinggal diam, dipastikan kembali berusaha mempecundangi skuad garuda saat melawat ke Stadion Raja Mangala-Bangkok.

Berbicara mengenai pertandingan di Thailand, Indonesia harus bernai  mengejutkan Pasukan Gajah Putih atau Gajah Tempur, walau sudah cukup lama tertidur akibat SUSPEND Imam Nahrowi (Menpora-RI) sehingga tidak mempunyai kesempatan bermain di level sepakbola kompetitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun