Insecure merupakan perasaan tidak aman yang mungkin saja dialami sebagian besar orang. Ketidakamanan ini bisa terjadi ketika merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu. Menjadi seseorang yang percaya diri sangatlah penting untuk menjalani kehidupan dengan nyaman. Tak sedikit orang mempertanyakan tentang kemampuan dirinya bahkan tak pernah percaya atas kelebihan yang ada dalam dirinya.
Menjadikan seseorang sebagai cerminan adalah hal yang harus dimiliki setiap orang untuk menjadi lebih baik. Tak usah berlebihan, tempatkan semua sesuai dengan porsinya. Manusia diciptakan memang dikaruniakan kesempurnaan masing-masing. Merasa insecure tak hanya sekedar perasaan  percaya diri ada sesuatu yang salah dalam diri seseorang. Bahkan melihat orang sekitar lebih segala-galanya selalu menjadi tolak ukur menghitung kebahagiaan.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kekurangan sendiri. Permasalahannya adalah tidak semua orang dapat menerima kekurangannya baik secara fisik ataupun non fisik. Islam megajarkan seseorang untuk bersyukur atas segala hal yang telah diberikan Allah.
Sesungguhnya Allah telah memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Sebagaimana tertera dalam QS Al-Baqarah [2] : 216 yang artinya "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu meyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui". Bersyukur atas apa yang dimiliki dengan memanfaatkan apa yang diberikan untuk kebaikan diri sendiri, keluarga ataupun masyarakat sekitar.
Allah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya, sebagaimana tertera dalam QS At-Tin [95] : 4-6 yang memiliki arti " Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tidak ada putus-putusnya".
Jangan pernah berkecil hati dengan apa yang tidak ada dalam diri. Karena apa yang kita miliki belum tentu dimiliki juga oleh orang lain. Tanpa di sadari perasaan bahwa diri "kalah" dari orang lain di berbagai sisi terutama fisik, ekonomi dan pendidikan adalah hal yang membuat seseorang semakin tidak percaya diri. Ingatlah derajat  seorang hamba dihadapan Allah hanyalah ketaqwaan.
Membanding-bandingkan hidup dengan orang lain dalam hal dunia haruslah menempatkan sesuai dengan porsinya. Â Jangan pernah biarkan pikiran menerka-nerka hal yang mungkin saja tidak terjadi. Jika kita saja tidak merasa bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, lalu apa yang membuat kita berpikir bahwa kita akan bahagia dengan memiliki yang lebih banyak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H