Mohon tunggu...
Sarah Aulia Rahma
Sarah Aulia Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta yang Tulus Tak Selamanya Indah dalam Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono

21 Desember 2023   20:35 Diperbarui: 21 Desember 2023   20:53 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat tahun 1989 Sapardi Djoko Damono (SDD) menulis sebuah puisi yang bertemakan tentang percintaan dan memiliki makna yang tak terduga yakni sebuah cinta yang benar-benar sederhana. Puisi "Aku Ingin" karya SDD adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta yang sederhana dan tulus. Aku lirik ingin menyatakan perasaan cintanya dengan kasih sayang yang tulus, bukan lewat kata-kata manis, melainkan melalui tindakan nyata.

Puisi ini erat kaitannya dengan tema cinta, menyampaikan hasrat aku lirik untuk mencintai kekasih dengan tulus dan penuh pengorbanan. Meskipun sederhana, puisi ini tidak menggambarkan cinta biasa-biasa saja, melainkan cinta yang penuh pengorbanan.

Makna puisi "Aku Ingin" adalah tentang perasaan cinta yang sederhana dan tulus, di mana aku lirik ingin menyatakan perasaan cintanya yang sederhana dan tulus kepada sang pujaan hati, bukan lewat kata-kata manis atau bualan, melainkan melalui tindakan yang nyata. Puisi ini juga mengajarkan tentang ketulusan dan kesetian dalam mencintai seseorang, dan menggambarkan cinta yang penuh pengorbanan.

Dalam puisi "Aku Ingin" suasana yang tergambarkan adalah kesedihan, karena kasih yang tak sampai. Makna dari keseluruhan puisi ini adalah penyampaian rasa cinta seseorang yang apa adanya dan tak perlu dibuktikan lagi dengan kata atau isyarat yang menggebu-gebu, melainkan dengan pengorbanan besar terhadap orang yang dicintainya.

Banyak diksi yang membuat puisi "Aku Ingin" ini menjadi puisi yang penuh pengorbanan dan digambarkan oleh aku lirik itu sendiri kepada orang yang sangat dicintainya. Diksi tersebut memiliki diksi yang lembut, romantis, sungguh-sungguh, dan pasti. Kata-kata tersebut seperti 'Mencintaimu', 'Sederhana', 'Awan', 'Hujan', 'Abu', dan 'Api'.

Pada bait pertama "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana" hal itu menggambarkan aku lirik ingin mencintai seseorang dengan sederhana saja, bahkan terkesan tidak perlu ditunjukkan dan terbalaskan oleh kekasih yang dicintainya. Majas yang digunakan dalam puisi "Aku Ingin", yaitu menggunakan majas personafikasi. Personafikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

Pada bait kedua "Dengan Kata Yang tak sempat diucap", "Yang tak sempat diucap" itu sendiri memiliki makna doa yang selalu dipanjatkan, meskipun tidak dapat terungkapkan. Bait tersebut sebagai ungkapan perasaan untuk tidak menunjukkan perasaan yang ia rasakan kepada kekasih, ia memilih bungkam namun cintanya begitu dalam. Sedangkan bait keempat "Dengan Isyarat yang tak sempat disampaikan" dalam bait tersebut, meskipun tidak ada isyarat yang tersampaikan, tetap akan ada pembuktian yang selalu ditunjukkan. Bait ini jelas sekali menunjukkan perasaan cinta yang begitu tulus dan menjaga perasaannya untuk kekasih sampai akhir hayat.

Kemudian pada bait ketiga dan bait keenam, "Kayu kepada api yang menjadikannya abu" dan "Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada". Kata 'Kayu' sendiri memiliki arti pohon yang batangnya sangat keras, kemudian kata 'Api' memiliki arti cahaya dan panas yang membakar segala sesuatu, dan berkobar seperti semangat yang sedang membara. Penggunaan kata kayu dan api yang berarti jika kayu sudah dibakar api, maka yang ada hanya sisa-sisa abu, artinya tidak ada kesempatan lagi yang bisa terulang. Bait ketiga puisi "Aku Ingin" ini bisa juga dimaknai sehebat apapun kayu yang bisa menopang dengan begitu kuatnya, tetapi selalu sabar dan mengalah meskipun harus menjadi abu.

Sementara bait keenam memiliki arti awan yang selalu mendatangkan keberkahan berupa hujan untuk seseorang. Kemudian setelah keberkahan itu berhenti, akan ada kebahagiaan yang terpancar. Awan berasal dari titik-titik air yang berkelompok kemudian hujan akan turun berpencaran, sedangkan cinta diibaratkan layaknya hujan yang selalu ikhlas jatuh ke bumi tanpa mengharapkan imbalan apa-apa.

Puisi "Aku Ingin" sangat erat kaitan maknanya dengan tema cinta yang menyampaikan hasrat aku lirik untuk mencintai kekasihnya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Ia bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata manis. Tetapi, justru melaluinya dengan tindakan secara nyata.

Aku lirik juga rela mengkorbankan dirinya demi orang yang dicintainya hingga menjadi 'Abu' dan 'Tiada'. Pengorbanan cinta aku lirik begitu besar, sehingga ia tidak menghiraukan dirinya sendiri. Rela menerima risiko dirinya tergulung dalam pusaran kehancuran dan akhirnya sirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun