Dalam beberapa dekade sebelum pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19), negara-negara berpenghasilan menengah membuat langkah menuju pendidikan dasar universal. Namun, UNESCO dan organisasi internasional lainnya menggambarkan pandangan pendidikan global sebagai 'krisis pembelajaran. Â
Penutupan sekolah dalam konteks pandemi COVID-19 diperkirakan tidak hanya berdampak buruk pada hasil belajar yang sudah rapuh tersebut, tetapi juga mengganggu kemajuan terkini dalam tingkat partisipasi. .Â
Terlepas dari upaya luas untuk beralih dari kelas tatap muka ke pembelajaran jarak jauh, banyak faktor bergabung untuk membuat yang terakhir mungkin kurang efektif di negaranegara berpenghasilan menengah: akses internet terbatas, kurangnya ruang khusus untuk belajar di rumah dan sedikit dukungan dari orang tua, yang sering tidak bersekolah selama anak-anak mereka memiliki, di atas dan di luar faktorfaktor merugikan tambahan dalam konteks pandemi, dari tuntutan pekerja anak hingga kekerasan terhadap anak-anak dalam konteks tekanan psikologis.
Kondisi pandemic covid-19 juga memaksa pemangku pendidikan untuk menyesuaikan diri dalam pelaksanaan prose pembelajran. Salah satu penyesuaian ini diwujudkan melalui program (Merdeka BElajar-KAmpus Merdeka) MBKM dimana mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas, salah satu programnya yaitu kampus mengajar.
Salah satu program pokok kampus mengajar di masa pandemic adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Pandemi ini menjadi salah satu tantangan dan gambaran mengenai pendidikan dimasa yang akan dating melalui teknologi. Sekolah penempatan saya saat melaksanakan kampus mengajar merasakan hal yang sama juga, teknologi harus diperkenalkan mulai dari sekolah dasar.
Diskeolah penempatan saya pembelajaran jarak jauh hanya dilakukan dengan pemberian tugas melalui whatsapp grup wali murid. Â Oleh karena itu, kesempatan ini membuat saya dan tim membuat inovasi baru mengenai pembelajaran jarak jauh melalui pembuatan e-book dan video pembelajaran yang langsung diberikan oleh guru. Terutama guru yang sudah anjut usia, saya memberikan pengarahan pembuatan video pembelajaran yang menarik yang dapat diakses oleh siswa di rumah.
Selanjutnya, keberadaan wifi sekolah yang bisa digunakan siswa tingkat tinggi untuk belajar saya manfaatkan situasi ini agar anak-anak belajar menggunakan internet sebagai sumber belajar. Â Saya gunakan laptop dan membuat kelompok kecil dalam satu kelas, saya meminta mereka mencari jawaban dari istilah sulit yang mereka temukan dibuku. Tiga anak berada paling depan laptop dan mendekat lebih dahulu, memperlihatkan keantusiasannya dalam memplajari teknologi.
Di penghujung pelajaran, saya bertanya bagaimana perasaaan mereka belajar menggunakan internet. Salah satu anak menyaut dengan senang menggunakan internet dalam pembelajaran. Â asa-rasanya, internet menjadi motivasi baru bagi anak-anak untuk belajar. Mendekatkan sumber internet di dusun seperti mendekatkan hal yang jauh ke hadapan anak-anak. Internet bagaikan pintu gerbang bagi anak-anak di dusun untuk melihat dunia lebih luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI