Mohon tunggu...
sarah lisnawati
sarah lisnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enjoy and Happy Reading.

Selanjutnya

Tutup

Book

Novel Butterflies Karya Alesacakes

16 Oktober 2024   21:53 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : BigGo Indonesia

Novel Butterflies merupakan sebuah cerita adaptasi dari Alternative Universe (AU) karya seorang penulis Alesacakes terbit pada tahun 2021 telah berhasil trending di platform X dan mendapatkan 167 ribu likes dan 87 ribu retweet. Novel Butterflies sendiri menceritakan tentang hubungan kasmaran Amara Nibiru dan Abel Khaizure. Amara Nibiru sendiri merupakan seorang perempuan yang sedang menduduki kelas 3 SMA, dan Abel Khaizure merupakan pemilik cafe “K” seorang alumni sekolah Amara dan anak dari penulis Lail Khaizure. Amara Nibiru sendiri pun merupakan penggemar dari penulis Lail Khaizure yang tidak lain ibunya Abel Khaizure, dari novel atau tulisan-tulisan hasil dari Lail Khaizure, Amara selalu menyukainya bahkan tidak heran banyak juga yang tidak tahu bahwa ibu dari seorang Abel Khaizure merupakan penulis terkenal.  

Pada saat itu Amara bertemu Abel di cafe “K”, tentunya pertemuan ini merupakan pertemuan yang tidak sengaja dan seiring berjalannya waktu, hubungan mereka berkembang menjadi sebuah romansa yang nyata, mengaburkan batas antara fantasi dan kenyataan yang selama ini hidup di benak Amara. Abel adalah laki - laki yang sangat menyayangi keluarganya, ia anak yang pintar juga pekerja keras. Mereka tidak sengaja bertemu karena Amara yang mempunyai tugas wawancara dan berakhir mewawancarai Abel, secara kebetulan juga mereka sama - sama ingin mencari teman belajar supaya bisa memasuki Perguruan Tinggi Negeri bergengsi di Indonesia. Tanpa Amara sadari bahwa pertemuannya dengan Abel membawanya kepada banyak hal yang dia pertanyakan sebelumnya, seperti ternyata Abel Khaizure adalah perwujudan asli karakter fiksi kesayangannya, Khai.

Hubungan mereka tidak hanya berhenti di pertemuan biasa. Semakin sering Amara mengunjungi kafe, semakin ia merasakan kehadiran Khai dalam diri Abel. Hal yang tak pernah ia bayangkan menjadi nyata: tokoh fiksi yang selama ini ia kagumi ternyata hadir di kehidupan nyatanya, dalam wujud Abel. Amara mulai menyadari bahwa Abel adalah Khai, sosok fiksi yang begitu ia cintai. Kenyataan ini membuat Amara terjebak dalam perasaan campur aduk antara kagum, tak percaya, dan jatuh cinta.

 
Abel sendiri, yang telah lama menyembunyikan identitasnya sebagai putra Lail, juga mulai merasakan ketertarikan pada Amara. Keduanya terlibat dalam kisah romantis yang tumbuh perlahan namun mendalam. Hubungan mereka diwarnai oleh kesalahpahaman kecil, pertemuan yang manis, dan momen-momen yang menguatkan satu sama lain. Amara dan Abel saling menemukan kenyamanan dalam kehadiran masing-masing, terutama ketika mereka menyadari bahwa takdir mereka sudah lama terhubung melalui tulisan-tulisan Lail.

Hingga pada akhirnya saat Amara akan mengikuti test masuk Perguruan Tinggi Negeri, Amara meminta tolong pada Abel untuk mengajarkannya karena Abel sendiri merupakan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Universitas Indonesia jurusan Teknik Elektro, yang tentunya universitas ini merupakan universits impian Amara hanya saja bedanya Amara ingin masuk ke Fakultas Budaya karena impiannya menjadi penulis. Namun, saat Amara bersiap untuk ujian masuk perguruan tinggi, ia meminta bantuan Abel untuk belajar. Meskipun Amara bercita-cita menjadi penulis dan ingin masuk Fakultas Budaya, ia merasa semakin terikat dengan Abel. Tetapi perjalanan mereka tidak selalu mudah. Rintangan dari keluarga dan ekspektasi yang tinggi mulai membebani Amara. Ia mulai meragukan kemampuannya dan tertekan oleh harapan orang-orang di sekitarnya.

Abel, di sisi lain, berjuang untuk menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar anak penulis terkenal. Ketegangan muncul ketika Amara dihadapkan pada pilihan antara mengejar impiannya atau mengikuti jalur yang lebih aman. Dalam momen-momen sulit, mereka harus berhadapan dengan perasaan dan menentukan apakah cinta mereka cukup kuat untuk mengatasi semua rintangan. Saat Amara menjalani ujian, ia teringat pada semua kenangan indah bersama Abel. Dalam proses tersebut, ia menemukan keberanian untuk tetap berpegang pada impiannya dan menyadari bahwa Abel adalah bagian penting dari perjalanan hidupnya. Keduanya berjanji untuk saling mendukung, tidak peduli apa yang terjadi di masa depan hingga pada akhirnya mereka berdua dipersatukan kembali dengan karir yang sukses dan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Kekurangan Novel : pada saat novel butterflies pertama kali dirilis di X sebagai AU ceritanya lebih kompleks dan lebih spesifik lagi, hanya saja pada saat diangkat dan diterbitkan sebagai novel alurnya diubah meskipun alurnya tetap menceritakan kisah kasmaran Amara dan Abel hanya saja dalam novel lebih fokus merujuk ke Lail Khaizure mencari siapa penulis surat penggemar dalam karyanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun