Mohon tunggu...
Sarah Kartika Pratiwi
Sarah Kartika Pratiwi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi. Menyukai Psikologi, Jurnalistik, Sajak dan Puisi, serta Kriminologi. Memiliki keinginan kuat untuk terus maju, belajar, dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngaret 'The Unidentified Behavior of Indonesian'

14 September 2012   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:27 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Temen-temen pasti tahu soal budaya-budaya Indonesia. Soal kaya budaya-lah, beragam-lah, pewaris kebudayaan dunia-lah. Pasti familiar dengan budaya satu ini, yaitu ngaret. Molor waktu. Janjian jam 10 dateng jam 11. Enteng datang cengengesan sambil bilang, sori ya. Kalau kita yang telat, kita nggak apa-apa dan orang lain gondok. Nah, kalau kita yang dateng duluan dan nunggu lama? Gondok berasa mau nelen duren.

Sebenernya kenapa sih orang Indonesia suka banget telat? Malas tepat waktu. Malas datang duluan. Malas nepatin janji. Males bikin orang lain nggak dongkol. Biarin orang lain dongkol, yang penting saya nggak. Kalau semua orang mikirnya seperti ini, siapa coba yang mau gerak pertama?

Melihat negara lain, terutama Jepang dan negara Eropa rasanya malu. Telat lima menit saja sudah ditegur. Di sini? Telat lima menit itu prestasi. Telat yang paling nggak telat. Karena yang lain datang antri di belakang paling cepet setengah jam kemudian.

Saya belum pernah mendapatkan kesempatan untuk menanyakan kebiasaan orang Indonesia ini ke teman mahasiswa asing, hingga sehari yang lalu kesempatan itu datang.

Waktu itu saya sedang jalan menyeberangi Fakultas Ekonomi ke arah Fakultas Filsafat. Di antara kedua fakultas tersebut, ada taman kecil ramping memanjang dengan kolam ikan dan pohon-pohon rindang. Di sana ada tiga mahasiswa asing sedang duduk-duduk santai sembari mengobrol.

Memang banyak sekali mahasiswa asing yang melakukan studinya di Fakultas Ekonomi. Saya pun maklum tiap hari berpapasan dengan mereka. Tetapi hari itu salah satu dari mereka beranjak berdiri, menutup jalan saya, dan berkata dalam bahasa Inggris, “Mbak bisa bahasa Inggris?” “Ya, saya bisa,” sahut saya pendek. Setengah linglung karena saya tidak tahu Mas bule itu mau minta tolong apa.

Kemudian dia bertanya lagi masih dengan bahasa Inggris, “Perpustakaan mana ya Mbak?”

Oh ternyata ada satu teman senegaranya yang ingin ke perpustakaan tetapi tidak tahu tempatnya di mana. Agar praktis saya pun bilang, “Kalau mau saya bisa anter kok deket dari sini.” Sangat dekat dan sejalan dengan saya. Namun, bule yang ingin ke perpustakaan itu sudah terlanjur membawa motor. Ia setuju untuk memarkir motornya lebih dulu dan ke perpustakaan jalan kaki.

Sembari menunggu, saya mengobrol dengan temannya. Tentang Indonesia, juga tentang Prancis. Bule perpustakaan tidak datang-datang. Bolak-balik saya melihat jam tangan. Temannya pun tertawa kecil dan berkata “Dia tuh males banget Mbak, sukanya bawa motor kemana-mana.” Saya pun menimpali, “Saya kira orang Eropa suka banget jalan kaki.” Ternyata tidak juga menurutnya.

Kemudian saya bertanya pendapatnya tentang kebiasaan orang Indonesia ngaret. Sayang saya tidak bisa menemukan padanan kata ngaret dalam bahasa Inggris. Alhasil, saya malah mengatakan ‘ngaret’ dalam bahasa Indonesia. Ajaib. Bule itu pelan-pelan mengerti. Ia menjawab, “Kamu maksud seperti ini?” Sambil membahasakan tubuh dalam posisi santai-santai.” Sepertinya dia mengartikan ngaret itu ‘terlalu santai’.

Benar juga ya. Menjadi tepat waktu itu tidak berarti semua harus cepat, cepat, dan cepat. Itu namanya buru-buru. Namun, melakukan semuanya dalam tempo yang pas. Menikmati waktu. Itu yang belum dilakukan orang Indonesia.  Lebih seru lagi karena saya membicarakan soal ngaret dengan orang Prancis tanpa padanan kata bahasa Inggris, ya sudah, ngaret saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun