Mohon tunggu...
Sarah Hutagaol
Sarah Hutagaol Mohon Tunggu... -

Jurnalistik'11 - UNTIRTA

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kerusakan Lingkungan

26 November 2013   12:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:40 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sarah Hutagaol | 6662111062 | Jurnal’ 5E

Kini kita sedang memasuki global warming yang sudah marak terjadi sejak tahun 2000, dari global warming tersebut kerusakan lingkungan pun makin parah terjadi, seperti pencemaran udara, air, tanah, dan suara sebagai dampak adanya kawasan industry, banjir, tanah longsor dan masih banyak kerusakan lingkungan yang lainnya. Nah, apa yang harus dilakukan jurnalis dalam kasus kerusakan lingkungan yang semakin merajalela ini?

Contoh kasus kerusakan lingkungan yang paling menuai perhatian adalah kasus lumpur panas pada 2006 yang menenggelamkan tiga kecamatan di Sidoarjo. Hingga sekarang, bencana ini telah membuat ribuan warga dievakuasi. Puluhan ribu unit rumah dan berbagai infrastruktur terendam lumpur. Belum lagi ancaman kesehatan dari berbagai materi yang terkandung di lumpur, diantaranya gas Hidrogen Sulfida, fenol, Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan besi (Fe) yang melebihi ambang baku mutu.

Kasus lingkungan yang hampir setiap tahun terjadi adalah banjir. Banjir yang disebabkan oleh masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan penebangan hutan yang semakin liar terjadi. Jurnalis sekarang hanya menitikberatkan pemberitaannya jika kasus banjir itu sudah terjadi, kasus kerusakan lingkungan sudah menelan korban jiwa. Dan disinilah peran jurnalis untuk memahami kompleksnya permasalahan, kemudian memberi pemahaman kepada khalayak tentang apa yang terjadi dengan lingkungan mereka, bahaya apa yang sedang mengintai, dan bagaimana mengatasi persoalan tersebut.

Semua kerusakan lingkungan membuat aspek ekonomi, politik, sosial, dan hukum ikut terseret dan juga mendapatkan imbasnya. Media dituntut untuk memiliki kejelian dalam memfokuskan diri pada akar utama penyebab bencana, tindakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat adanya rencana atau pelaksanaan suatu kegiatan lingkungan, dan menekan laju peningkatan jumlah lahan kritis maka perlu diupayakan kegiatan lahan tersebut.

Media harus mampu memisahkan diri dari kepentingan-kepentingan kelompok tertentu yang seringkali ikut bermain dalam kasus lingkungan, Kejahatan terhadap lingkungan dapat dilakukan oleh individu, bahkan kelompok penguasa. Apabila media massa gagal dalam menjalankan jurnalisme lingkungan, maka hal tersebut menjadi bencana bagi lingkungan itu sendiri.

Masyarakat menaruh pengaharapan khusus kepada media massa untuk menyediakan informasi yang memungkinkan masyarakat untuk berperan dalam menjaga lingkungan hidupnya, melakukan pengawasan dan kontrol terhadap berbagai kegiatan yang membahayakan bagi lingkungan hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun