Mohon tunggu...
Sarah CalistaAnindya
Sarah CalistaAnindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

BLM: Hitam Lawan Putih atau Baik Melawan Jahat?

2 Maret 2023   06:51 Diperbarui: 2 Maret 2023   20:22 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimulai dengan kata-kata terakhir dari sebagian korban, "What are you following me for?" (Trayvon Martin, 2012), "Why did you shoot me?" (Kendree Mcdade, 2012), "Please don't let me die" (Kimani, 2013), "I don't have a gun, stop shooting" (Michael Brown, 2014), "I didn't do anything" (Natasha Mckenna, 2015), "I don't wanna die young" (Christian Taylor, 2015), sampai dengan yang  kembali menggemparkan berita dunia, "I can't breathe" (George Floyd, 2020).

Nama-nama di atas menegaskan gerakan, kematian mereka menggalang keadilan. Pengunjuk rasa menuntut perubahan yang dipimpin oleh BlackLivesMatter. Group ini telah berjuang untuk didengar sejak 2013 dan frasa BlackLivesMatter sendiri sekarang terlihat di mata dunia.


Why BlackLivesMatter?
Seperti yang diketahui secara umum, sejak abad-17, orang berkulit hitam telah diperlakukan sebagai budak Amerika Serikat untuk waktu yang sangat panjang yaitu 400 tahun lamanya. Walaupun amandemen pencabutan perbudakan sudah diciptakan, seperti amandemen 13 dan 14, hal tersebut tidak berarti perbudakan berakhir begitu saja. Beberapa dari mereka mengaku bahwa walaupun kontrak telah berakhir, mereka masih harus tetap bekerja.

Mengutip dari isi Amandemen Konstitusi Amerika Serikat ke-13 'Tidak akan ada perbudakan atau pengabdian tidak sukarela, kecuali sebagai hukuman bagi kejahatan yang pelakunya sudah dijatuhi hukuman dengan semestinya di dalam AS, atau tempat mana pun yang tunduk pada yurisdiksinya', kalimat ini faktanya mempengaruhi beberapa hal seperti sistem penjara di Amerika dan menegaskan walaupun perbudakan selesai, masih terdapat pencabutan hak untuk orang keturunan Afrika di Amerika. Bahkan sekarang, mereka yang berkulit hitam masih tidak merasa aman dan tentram selayaknya orang berkulit putih. Maraknya kasus penembakan orang berkulit hitam karena rasisme menjadi awal viralnya BlackLivesMatter.

The Hashtag Power
Dengan tagar BlackLivesMatter ini, percakapan baru dibuat online dan pada akhirnya muncul dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kasus Michael Brown (18 tahun) diduga mencuri sebungkus rokok dari sebuah toko, seorang polisi bernama Darren William menembak Brown setelah mencurigainya terlibat perampokan. Selama berminggu-minggu, ratusan orang yang awalnya tidak pernah ambil bagian dalam protes sebelumnya, ikut turun ke jalan. Gas air mata, peluru karet, dan kemarahan yang semakin meluap hingga BLM digunakan di Twitter lebih dari 50.000 kali sehari. Dengan adanya kemarahan seputar kasus ini pun, Darren William tetap tidak dituntut dan bersembunyi dibalik alasan "self-defense".

Gerakan BLM mendapatkan momentum ketika orang kulit hitam terus mati di tangan polisi kulit putih. Ini merupakan siklus pembunuhan, protes, dan ketiadaan tuntutan pidana. Setelah protes George Floyd pada tahun 2020, perhatian media sosial terhadap ide-ide anti-rasis jauh lebih tinggi daripada sebelumnya. Ini menunjukan bahwa isu tersebut telah tumbuh dalam kesadaran publik.

What Can We Do?
1. Tidak menggunakan alasan AllLivesMatter. Menggunakan "kartu" AllLivesMatter ini hanya akan menahan kita untuk paham dengen liku-liku yang terlibat dalam operasi lain.
2. Mau memahami apa yang dialami oleh "black people".
3. Menjadi anti-rasis yang aktif. Sekadar mengakui diri sebagai anti rasis tidaklah cukup karena secara tidak langsung kita membiarkan kebiasaan itu terus hidup di lingkungan sekitar, maka dari itu diperlukan pembelaan dan peneguran jika terjadinya aksi rasis.

No Justice No Peace
Rasisme itu jahat. Pengunjuk rasa dari segala usia, semua ras, semua latar belakang muncul di protes BlackLivesMatter karena cinta untuk sesama manusia.

Daftar Pustaka

Asmelash, Leah. "How Black Lives Matter went from a hashtag to a global rallying cry." CNN, 26 July 2020, https://edition.cnn.com/2020/07/26/us/black-lives-matter-explainer-trnd/index.html.

Campbell, Adina. "What is Black Lives Matter and what are the aims?" BBC, 13 June 2021, https://www.bbc.com/news/explainers-53337780.

Nama: Sarah Calista Anindya
NIM: 07041282227072
Dosen Pengampuh: Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun