Mohon tunggu...
Sarah Aprilia
Sarah Aprilia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya suka menyanyi dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap dan praktik pada pertolongan pertama penanganan luka bakar

9 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   09:00 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Malang -- Luka bakar ringan merupakan salah satu insiden yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan rumah dan sekolah. Meski tampak sepele, penanganan yang salah justru dapat memperburuk kondisi luka. Hal inilah yang menjadi perhatian utama Chairul Huda Al Husna, S.Kep., Ns., M.Kep., dan Zaqqi Ubaidillah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep. MB., dua dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dalam membahas pentingnya edukasi terkait penanganan pertama pada luka bakar ringan, khususnya di kalangan pelajar.  
Menurut Chairul Huda Al Husna, luka bakar ringan biasanya disebabkan oleh kontak langsung dengan benda panas, air mendidih, atau percikan api saat melakukan kegiatan sehari-hari. Di lingkungan sekolah, pelajar sering kali menghadapi risiko ini, terutama saat kegiatan praktikum di laboratorium atau aktivitas memasak di kelas tata boga. Namun, kurangnya pengetahuan tentang cara menangani luka bakar membuat banyak pelajar melakukan tindakan yang justru memperburuk kondisi luka, seperti mengoleskan pasta gigi atau mentega.  
 
Zaqqi Ubaidillah menambahkan bahwa salah satu tantangan utama dalam penanganan luka bakar ringan adalah mitos yang masih berkembang di masyarakat. Banyak orang yang masih percaya bahwa bahan-bahan seperti kecap, minyak, atau es batu dapat membantu mendinginkan luka bakar. Padahal, tindakan tersebut justru dapat meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat proses penyembuhan.  
"Langkah pertama yang seharusnya dilakukan adalah membasuh luka dengan air mengalir selama beberapa menit untuk menurunkan suhu pada area luka. Setelah itu, luka dapat ditutup dengan kain bersih untuk mencegah kontaminasi," jelas Zaqqi Ubaidillah.  
Kedua dosen ini menekankan bahwa edukasi tentang pertolongan pertama pada luka bakar harus dimulai sejak dini, terutama di kalangan pelajar. Mereka percaya bahwa dengan memberikan pemahaman yang tepat, pelajar tidak hanya mampu melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga membantu orang lain di sekitarnya.  
Melalui penelitian yang mereka lakukan, Chairul Huda dan Zaqqi Ubaidillah mengungkapkan bahwa masih banyak pelajar yang belum memahami pentingnya tindakan cepat dan tepat dalam menangani luka bakar ringan. Mereka juga menyarankan agar sekolah lebih aktif memberikan pelatihan atau simulasi tentang pertolongan pertama. Dengan demikian, pelajar dapat belajar langsung cara menangani situasi darurat dengan percaya diri.  
"Kami berharap dengan adanya penelitian ini, sekolah-sekolah mulai menyadari pentingnya memberikan edukasi tentang pertolongan pertama pada siswa. Luka bakar ringan mungkin terlihat sepele, tetapi jika tidak ditangani dengan benar, dampaknya bisa serius," ujar Chairul Huda.  
Melalui pendekatan yang tepat, kedua dosen UMM ini berharap bahwa masyarakat, khususnya pelajar, dapat lebih siap menghadapi situasi darurat seperti luka bakar ringan. Mereka juga mengajak orang tua untuk turut serta dalam memberikan edukasi di rumah, agar penanganan luka bakar dapat dilakukan dengan benar sejak awal.  
Dengan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan komunitas, Chairul Huda dan Zaqqi Ubaidillah optimis bahwa mitos-mitos keliru seputar penanganan luka bakar akan perlahan terkikis, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pertolongan pertama akan semakin meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun