Sebagai politisi, sosok Hatta Rajasa terbilang istimewa. Bukan karena kini dia menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Melainkan ada sisi lain dari politikus Partai Amanat Nasional ini yaitu kaya pengalaman sebagai birokrat
Sempat menjadi anggota DPR pada 1999, lalu Menteri Negara Riset dan Teknologi(2001-2004), Menteri Perhubungan (2004-2007), Menteri Sekretaris Negara (2007-2009).
Jam terbangnya itu tentu membuatnya paham betul bagaimana mesin-mesin birokrasi Indonesia berjalan.
Dari amatan pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 18 Desember 1953, karakter bangsa Indonesia harus dibentuk sedari usia belia untuk menjadi sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan ujung-ujungnya jauh dari perilaku korup.
"Itu artinya membangun jangka panjang karakter jati diri bangsa," kata Hatta. Tuturan ini diucapkannya usai menghadiri acara Isra Mi'raj di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (27/14).
"Jadi manusia-manusia yang berakhlak mulia, itu melalui proses pendidikan sedini mungkin. Itu penting mulai dari anak-anak sampai pada pendidikan," tambahnya.
Tentu saja, labirin korupsi di Tanah Air juga harus dibedah melalui transparansi sistem birokrasi institusi negara. Masyarakat juga diberi akses yang luas untuk mengetahui aktivitas sumber pendanaan.
"Jadi seperti transparansi, akuntabilitas, reformasi birokrasi, kemudian penyederhanaan juga," tutur dia.
Lantas bagaimana jika korupsi masih saja terjadi? Hatta menyodorkan sistem pelaporan pertanggungjawaban terhadap setiap institusi yang terkait. "Pelaporan, ini sistem hingga penindakan. Penindakan itu harus tegas untuk efek jera," tegasnya seperti dikutip oleh merdeka.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI