Oleh: Sarah Tsaqqofa & M. Yusuf Saputra (Bahan Tambahan Pangan)
Masih ingatkah anda kasus sejumlah produk pangan yang tercemar zat berbahaya melamin tahun 2009 lalu? Ya, zat berbahaya melamin cukup melambung namanya kala itu. Tahun 2008, kandungan tinggi melamin dideteksi pada beberapa susu balita dan berbagai produk susu bubuk maupun susu cair dari Cina. Bahkan berdasarkan data WHO (2009), dari 491 sampel batch milik 109 perusahaan susu bubuk balita yang diperiksa oleh China's General Administration of Quality Supervision diperoleh data bahwa 69 batch dari 22 perusahaan mengandung melamin dengan kadar 0,09 sampai dengan 2563 mg/kg. Selanjutnya, 24 dari 1202 batch produk susu cair terdeteksi kandungan melamin dengan kadar tertinggi sebesar 8,6 mg/kg. Menurut hasil kajian, melamin ini ditambahkan untuk meningkatkan kadar protein dalam produk setelah produk tersebut dilarutkan dalam air.
Melamin dengan nama kimia Melamina adalah senyawa dengan rumus kimia C3 H6 N6 dan memiliki nama 1,3,5-triazina-2,4,6-triamina dan nama sinonim Cyanuramide; cyanurotriamide; cyanurotriamine; isomelamine; triamino-triazine; 2,4,6-triaminotriazine; triamino-s-triazine; 2,4,6-triamino-1,3,5-triazine; 2,4,6-s-triazinetriamine; 1,3,5-triazine-2,4,6(1H,3H,5H)-triimine. Ia hanya sedikit larut dalam air. Kebanyakan berbentuk kristal putih atau tepung putih yang kaya nitrogen (1,6). Melamina adalah trimer dari sianamida, dan seperti sianamida, ia mengandung 66% nitrogen (berdasarkan berat per berat), mengalami degradasi melalui hidrolisis tiga tahap deaminasi secara berturut-turut menjadi ammeline (4,6-diamino-2-hydroxy-1,3,5-triazine), ammelide (6-amino-2,4-dihydroxy-1,3,5-triazine) dan asam sianurat.
Berdasarkan pemaparan yang ditulis oleh Badan Pengawasan Obat-Obatan, Makanan dan Kosmetik Republik Indonesia (BPOM RI) dalam buletinnya bulan November 2008, Melamina pertama kali disintesa oleh Liebig pada 1834. Pada produksi awal, kalsium sianamida diubah menjadi disiandiamida kemudian dipanaskan di atas titik leburnya untuk menghasilkan melamina. Namun, pada zaman sekarang, kebanyakan pabrik industri menggunakan urea untuk menghasilkan melamina melalu reaksi berikut.
6 (NH2)2CO •C3H6N6 + 6 NH3 + 3 CO2
Pertama-tama, urea terurai menjadi asam sianat pada reaksi endotermik:
(NH2)2CO •'HCNO + NH3
Kemudian asam sianat berpolimerisasi membentuk melamina dan karbon dioksida:
6CNO •'C3H6N6 + 3 CO2
Reaksi kedua adalah eksotermik namun keseluruhan proses reaksi bersifat endotermik.
Secara komersial, melamin dibuat dari urea dengan kemurnian 99%. Sebesar 97% melamin digunakan dalam pembuatan resin melamin (dicampurkan dengan formalin), dan digunakan industri sebagai bahan baku dalam pembuatan plastik, bahan perekat (adhesives), peralatan makan, papan tulis whiteboard, laminates, pencetakan (moulding), pelapis dan flame retardant. Melamin juga merupakan hasil urai trichloromelamine dan metabolit cyromazine. Trichloromelamine digunakan dalam larutan pembersih dan disinfektan. Amerika mengizinkan penggunaannya sebagai larutan pembersih yang digunakan pada pengolahan makanan, perlengkapan, peralatan dan wadah yang kontak dengan makanan lainnya kecuali wadah yang akan digunakan untuk susu. Cyromazine merupakan pestisida yang digunakan pada tanaman buah dan sayur. Oleh karena itu, penggunaan melamin dalam bahan pangan sangatlah tidak tepat.