Hidup di era komunikasi digital yang canggih membuat aplikasi media sosial semakin banyak. Memiliki akses internet yang super cepat menjadi dambaan para pemilik gadget. Mengapa tidak. Media sosial dijadikan sarana interaksi sosial tanpa henti. Faktanya, orang rela menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget dari pada harus bertemu langsung. Media sosial didefinisikan sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Kaplan dan Haenlein, 2010: 56-57). Kelompok aplikasi yang menjamur di masyarakat saat ini antaralain, Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, dan Path.
YouTube telah menjadi situs video content sharing terbesar di dunia. YouTube dibeli oleh Google pada tahun 2006 dan menjadi search engine nomor dua di dunia (comScore data). Akses yang mudah membuat YouTube salah satu media sosial yang digemari masyarakat. Perkembangan YouTube yang sangat signifikan hingga kini telah memiliki 800 juta pengguna yang mengakses situs ini dari berbagai belahan dunia (Marindo, Puntoadi, dan Sutedja, 2011:42). Fokus YouTube adalah sebagai situs berbagi video. Para pengguna dapat menonton, memuat dan berbagi klip video tanpa pungutan biaya sepeserpun. Klip musik terbaru, film, televisi, video tutorial yang anda cari, ada di YouTube. Klip-klip musik para musisi papan atas pun banyak diunggah di YouTube. Hal ini membuat para penggemar akan terus membutuhkan YouTube karena official dari artis tersebut akan secepatnya mengunggah video klip terbaru mereka.
Contoh nyata yang terjadi disekitar saya adalah kemunculan video klip boyband Korea, Super Junior. Tanggal 15 September lalu, mereka baru saja merilis video klip dari lagu “Magic”. Dalam rentang satu minggu setelah video diunggah, video tersebut telah ditonton 3.256.012 oleh khalayak (www.youtube.com/SMTown). Ketika sudah menonton video tersebut, audien mulai memberikan argumen di media sosial. Mereka mulai membicarakan tentang pakaian, aransemen musik, tarian yang ada dalam video klip tersebut. Mereka merasa puas jika sudah menonton video tersebut karena hal itulah yang menjadi kebutuhan mereka.
Dari kenyataan inilah dapat kita ketahui, seseorang memiliki akun YouTube agar dapat selalu update video-video yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Seperti contoh di atas, kepuasan yang didapat audien, dalam hal ini penggemar boyband Korea, adalah ketika telah menonton video klip maupun video-video lain yang berkaitan dengn artis-artis pujaan mereka. Audienlah yang aktif menggunakan YouTube sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan kepuasan informasi. Audien memilih channel mana yang akan diikuti supaya kebutuhan mereka sebagai khalayak yang aktif terpenuhi.
Teori uses and gratification mengajak kita mengetahui bahwa audien pengguna media berorientasi pada tujuan dan bersifat aktif (Morrisan, 2010:264). Audien yang mengetahui kebutuhan mereka dan memilih media apa yang ingin mereka gunakan. YouTube menjadi salah satu media yang telah dijadikan sarana pemenuh kebutuhan bagi para pemilik akun. Tak hanya anda yang telah memiliki akun, yang tidak memiliki akun YouTube pun dapat mengakses video yang dicari. Akan tetapi keuntungan yang didapat berbeda. Mereka yang memiliki akun YouTube selalu mendapat update terbaru.
Seperti halnya para penggemar boyband, channel YouTube yang lain pun menyediakan berbagai informasi yang anda butuhkan. Jika anda ingin belajar musik, di YouTube terdapat banyak sekali tutorial berbagai macam alat music. Jika anda ingin belajar masak, tersedia video cara memasak bahan makanan yang anda inginkan di YouTube. Jika anda ingin menonton tayangan ulang program televisi, YouTube dapat menjadi jawabannya. Nah, mana YouTube-mu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H