Mohon tunggu...
Sarah Florenza Uktolseya
Sarah Florenza Uktolseya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Jadilah seperti sungai yang terus mengalir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tulang Punggungku adalah Ibu

11 November 2023   06:07 Diperbarui: 11 November 2023   06:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Wanita cantik dan Baik Hati.. 

Ia Diutus oleh Tuhan untuk Memelihara Aku

sebagai Anaknya,hingga Aku lahir dari Rahimnya.. 

Ia Membesarkan Aku dengan Penuh Cinta Kasih

Ibuku Bukanlah Seorang Pegawai Negeri

Ibuku Bukanlah Seorang yang Pekerja dikantor

Ibuku adalah Seorang Pedagang Kecil yang berada dipinggir Jalan,ia Berdiri Menahan Panasnya 

Matahari hingga kulit terbakar dan Kerutan 

menodai Wajah Ibuku,Keringat yang bercucuran hingga ia merasakan perih yang amat sakit.. 

Tetapi Ia tetap tersenyum didepanku.. 

Tak ada sepatah kata keluh kesah yang kudengar

dari Mulutnya,Aku selalu melihatnya Menangis tersedu-sedu dikamarnya yang Gelap Seorang Diri 

Panjang umurmu dan Sehat selalu Bu..

agar kelak Aku Membayar Keringatmu dan juga Airmata kesedihan yang engkau rasakan selama Ini.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

4 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun