Perkembangan media digital di era revolusi industri 4.0 berjalan begitu cepat berkat pertumbuhan teknologi komunikasi serta inovasi media baru seperti media sosial. Media online menggeser media konvensional dalam eksistensi penyebaran informasi, hal ini menjadi suatu ancaman bagi media massa konvensional untuk melakukan inovasi dalam menjaga eksistensinya baik secara konten maupun teknis penyiaran. Dalam data Asosisasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menyebutkan 40% anak muda tidak lagi menonton televisi secara fisik melainkan melalui smartphone, ini membuktikan pergeseran minat masyarakat menonton televisi secara fisik bergeser menjadi streaming online. Hal ini menjadi bukti perkembangan media digital dapat menggeser kepoluleran media konvensional.
Kemudahan mengakses teknologi dan layanan internet pada era Industri 4.0 menjadikan media sosial sebagai pusat penyebaran informasi, kemajuan ini bukan tanpa alasan, persaingan teknologi dan provider yang menyediakan internet dengan murah dan mudah merubah perilaku masyarakat terutama generasi Y dan Z untuk mengonsumsi media sosial, dari 275 juta penduduk Indonesia 195 juta penduduk Indonesia terbiasa menggunakan smartphone untuk terkoneksi ke internet.Â
Memasuki era digital, tidak sedikit media konvensional seperti media cetak (koran, tabloid, majalah) gulung tikar, beberapa faktor yang mempengaruhi adalah harga produksi yang meningkat dan pergeseran pola masyarakat mencari informasi. Sebagian media cetak dan media elektronik melakukan rasionalisasi dalam medianya guna mencapai efisiensi di segala bidang untuk mempertahankan eksistensinya. Karakteristik dari media online yang dapat di akses kapan saja dan dimana saja tanpa harus menunggu keesokan harinya dan bisa menjalin proses interaksi dua arah menjadi salah satu kekuatan yang tidak dapat ditemukan pada media konvensional.
Pada era media digital masyarakat tidak hanya menjadi konsumen namun bisa menjelma menjadi produsen sekaligus konsumen, serta dapat memilih informasi dan hiburan yang dibutuhkan. Kepoluleran media sosial sering kali menjadi pengaruh dalam proses penyebaran informasi yang ada di media konvensional, salah satu contohnya adalah sering terjadinya berita viral yang akhirnya di konfirmasi oleh media massa konvensional, seperti televisi, radio bahkan surat kabar.
Pemanfaatan media sosial oleh masyarakat sangat beragam baik untuk mencari dan menyebarkan informasi, mengembangkan berbagai ide, bekerja sama dan berkolaborasi dalam kreasi, bertukar fikiran (diskusi dan berdebat), membangun komunitas, personal branding, serta berteman dan menemukan pasangan.
Perkembangan media online dan media sosial yang cepat berdampak pada penguasaan dan penyebaran informasi yang tidak berfokus pada perusahaan media, akhirnya kemudahan yang ada pada media sosial mengeser media mainstream, yang menjadi ancaman bagi media mainstream atau media konvensional. Hal ini lah yang mendasari  munculnya gugatan judicial review UU Penyiaran dari RCTI dan Inews ke MK. Semakin mudahnya masyarakat mendapatkan polularitas dan income dengan mudah dimedia sosial menjadikan new media ini semakin booming di kalangan masyarakat.
Berangkat dari penjabaran di atas media konvensional untuk mempertahankan posisi dan keberadaanya dituntut untuk melakukan inovasi dan terobosan dalam tubuhnya. Beberapa solusi yang dapat dilakukan media konvensional, antara lain :
- Merger dalam media, media konvensional dapat melakukan pengabungan beberapa perusahaan media demi melakukan efisiensi,menguasai pasar dan iklan. Melalui merger perusahaan media, media dapat mendistribusikan informasi guna kepentingan perusahaan melalui agenda setting atau framing. kemudahan bagi iklan dalam publikasi diberbagai media yang telah bergabung serta pemanfaatan sumber daya baik berbagi berita atau SDM secara efisien.
- Konvergensi media adalah pengabungan atau mengintergrasikan media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan pada satu tujuan. Dalam konvergensi satu jurnalis dapat menghasilkan berbagai berita untuk berbagai platform, hasil dari produk media bisa berbagai format seperti, teks,audio, dan audio-video.
- Diversifikasi ke media sosial, penduduk Indonesia sebanyak 275 juta penduduk terdapat 202,6 juta penduduk yang menggunakan internet serta sebanyak 170 juta penduduk yang aktif menggunakan media sosial. melihat banyaknya penduduk yang mengakses dan aktif pada media sosial, diversifikasi ke media sosial menjadi potensi yang sangat besar, guna menggaet pengikut/penggemar/audiens. Penggunaan akun media sosial juga dapat dimonetisasi dan terhubung dengan google adsense yang menghasilkan.
- Layanan on demand dapat di lakukan untuk menyediakan jasa streaming yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun, seperti menyediakan film atau serial televisi. Penerapan layanan on demand dapat dilakukan di berbagai media seperti media cetak dengan E-paper, media audio dengan podcast.
Dengan berbagai terobosan yang ada, media konvensional melakukan strategi dalam menghadapi dan beradaptasi untuk tetap eksis di era industri 4.0 salah satunya seperti yang dilakukan Metro TV melakukan beberapa strategi untuk beradaptasi.Â
Dalam beberapa tahun terakhir Media Grup melakukan beberapa usaha seperti konvergensi, merger, diversifikasi adalah hal yang dilakukan oleh banyak media akibat tergerus oleh perkembangan media digital terkhususnya media sosial, seperti contoh berita lebih banyak diakses setelah mengakses media sosial tidak melalui web untuk mencari berita. Dalam 5 tahun terakhir industri media paling terdistruksi sebanyak 72%, hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi seperti berkembangnya teknologi AI (Artifical Intellegence) yang dapat melakukan perkerjaan jurnalistik.Â
Media grup melakukan inovasi dalam proses adaptasi dengan memanfaatkan sosial media untuk membuat
"MEDIA ECOSYSTEM" dalam berbagai bentuk dengan memasukan unsur jurnalistik sebagai nyawa dari Metro TV dan trusted perspective jurnalism menjadikan garis tegas pembeda serta ciri khas sebagai salah satu wadah konfirmasi yang terpecaya. Dalam ekosistem yang dibangun terdiri dari berbagai platform yang terdiri dari berbagai media yang di sebut "LOWER THE LIFEBOAT"Â Diversifikasi media dan pembuatan ekosistem ini dipengaruhi dan mempertimbangkan terget pasar yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Rasionalisasi internal juga terjadi untuk dikembangkan di unit-unit bisnis yang sedang berjalan.Â
Perubahan pola kerja pun terjadi terutama pada newsroom, saat ini Media Group berada pada tipe 2.0 Cross Media Newsroom dengan pola koordinator gabungan yang terdiri dari berbagai wartawan media yang mengumpulkan informasi melalui BASKET yang dapat di akses oleh semua media yang tergabung dengan Media Grup, hal ini menunjukan efisiensi dalam produksi konten. Proses yang dilakukan Media Grup masih berjalan menuju newsroom pada tipe 3.0 Media-Intergrated Newsroom.