Mohon tunggu...
Sarah Mahira
Sarah Mahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka musik, film, dan fashion.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sejarah Makanan Empal Gentong

3 April 2024   15:50 Diperbarui: 3 April 2024   15:56 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi kalian warga Cirebon pasti sudah tidak asing dengan makanan empal gentong, tapi apakah kalian tahu ada sejarah di baliknya? Mari simak sejarahnya. Empal gentong adalah makanan khas Timur Tengah yang dibawa ke Kota Cirebon oleh para pendatang jazirah Arab. Makanan ini dipercaya sebagai media penyebaran agama Islam di Cirebon, pada awal kemunculannya daging yang disajikan terbuat dari daging kerbau karena pada masa itu masyarakat Cirebon banyak yang menganut agama Hindu sementara sapi merupakan hewan sakral di agama tersebut maka tidak diperkenankan untuk dikonsumsi. Empal gentong kemudian diracik menjadi makanan yang sesuai dengan lidah masyarakat setempat dan menjadi makanan khas Cirebon sampai saat ini. Makanan ini dinamai empal gentong karena dimasak menggunakan gentong yang terbuat dari tanah liat, cara memasak yang tradisional sampai saat ini masih dipertahankan oleh rumah makan tradisional yang menjual sajian ini di Cirebon. Penggunaan gentong tanah liat sebagai alat memasak bukan tanpa alasan, yaitu supaya memperkuat rasa masakan melalui endapan bumbu di pori-pori gentong tanah liat tersebut. Demi memastikan keempukan daging, kayu bakar dari pohon asam dipilih sebagai bahan bakarnya. Dalam penyajiannya, empal gentong disajikan dengan sambal kucai dan sambal cabai kering giling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun