Indonesia. Salah satu bidang yang harus bersiap ditengah gempuran kemajuan teknologi yaitu bidang Pendidikan yang berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, kreatif dan berkarakter. Salah satu program yang dicetuskan pemerintah tahun 2015 yaitu Indonesia emas 2045 dengan 4 pilar utama, yaitu: 1) Pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, 2) perkembangan ekonomi berkelanjutan, 3) Pemerataan pembangunan dan, 4) ketahanan Nasional dan tatakelola pemerintahan. Pada program Indonesia Emas 2045 dimana berbagai ranah kehidupan  mengalami kemajuan diharapkan adanya perbaikan pada kualitas SDM baik dalam aspek ilmu pengetahuan, teknologi, maupun moral. Proses revitalisasi sumber daya manusia ini dapat dilakukan melalui sistem Pendidikan ada pada Pesantren.
Lhokseumawe, 21 Oktober 2023 - Di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 saat ini kemajuan teknologi begitu pesat dan sudah memasuki semua aspek kehidupan manusia, kemajuan ini secara tidak langsung memiliki dampak positif dan negatif bagi pengembangan sumber daya manusia khususnya diPesantren atau Pondok Pesantren merupakan bangunan-bangunan kecil sebagai tempat tinggal para santri, dalam perjalanannya telah mengalami banyak perubahan isi maupun bentuknya, namun tentunya masih pula dijumpai pondok pesantren yang masih tetap mempertahankan pola-pola atau gaya tradisional (salaf). Â Pesantren telah ada sejak abad ke 15 yang berkembang pesat dan tumbuh di berbagai daerah pada masa kolonialisme (1596 -- 1945 M), namun pada masa itu ruang gerak pesantren masih terbatas, sehingga para ulama dan santri pada masa itu ikut terlibat membela tanah air, salah satu ulama yang terkenal masa itu yaitu KH.Hasyim Asy'ari yang mencetuskan resolusi jihad bagi kaum muslimin untuk mempertahankan NKRI.
Dalam mempersiapkan masyarakat madani agar mampu bertahan di era gempuran teknologi informasi seperti saat ini, peran lembaga pendidikan Islam yaitu pesantren sangat penting. Peran pesantren tidak saja dituntut untuk menanamkan pemahaman agama islam dengan baik namun juga harus mampu menyiapkan SDM yang mampu lebur dalam wacana dinamika Masyarakat modern. Pesantren sebagai lembaga alternatif diharapkan mampu menyiapkan kualitas masyarakat yang bercirikan semangat keterbukaan, egaliter, kosmopolit, demokratis, dan berwawasan luas, baik menyangkut aspek spiritual, maupun ilmu-ilmu modern.
Untuk mencapai impian Indonesia emas 2045 dapat dilakukan melalui system Pendidikan yang ada di Pesantren. Sebagai lembaga keagamaan Islam Pesantren memiliki tugas untuk meletakkan konsep pendidikannya dalam kerangka penanaman nilai-nilai yang merujuk pada moralitas serta bersifat adaptatif terhadap dinamika perubahan sehingga nantinya mampu bertahan di tengah perubahan zaman. Adapun nilai yang dapat diadopsi dari system Pendidikan di Pesantren diantaranya Pendidikan karakter.
Degradasi moral saat ini sudah menjadi ancaman Bagai bangsa Indonesia, hal ini dapat terlihat dari mumculnya perilaku hedon, serakah, apatis, egois, otoriter, anarkis, tidak dapat menghargai perbedaan. Semua ini merupakan dampak dari belum memadai pendidikan karakter bagi generasi emas Indonesia. Pendidikan karakter berperan penting dalam Pembangunan suatu bangsa, karakter tidak hanya sebatas sifat yang bisa dipilah-pilih, melainkan proses yang saling terintegrasi sehingga terbentuk suatu kepribadian. Apabila pendidikan karakter hanya sebatas menanamkan sifat-sifat tertentu, tentunya hanya akan membentu karakter tiruan yang tercermin dari perbuatan dalam kepura-puraan.
Konsep dasar dari pendidikan karakter yaitu mampu mengkatifkan kecerdasan nurani (SQ) sehingga akan berdamkan pada terbentuknya kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ), oleh karena itu penanaman karakter ini dapat diadopsi dari pesantren.  Sistem pendidikan di pesantren sangat menekankan pada aspek yang satu ini, dimana berhasilnya penanaman pendidikan karakter tercermin dari keberhasilan  mencetak ulama-ulama dan intelektualis Indonesia yang memiliki karakter mulia bagi bangsa Indonesia. Peran pendidikan karakter bagi generasi emas Indonesia yang dipegang oleh pesantren sangat penting bagi kemajuan pendidikan nasional agar dapat menciptakan manusia yang bertakwa.
Selain kecerdasan nurani (SQ), hal yang penting diperhatikan dalam pendidikan karakter generasi emas adalah filosofi nomotetis yaitu filosofi yang merujuk pada internalisasi nilai-nilai filsafat pendidikan Indonesia yakni Pancasila. Konsep ini penting bagi pendidikan Indonesia agar mampu melahirkan SDM yang siap berkorban dan mengabdi demi kemajuan bangsa. Dengan terus menanamkan filosofi nomotetis dalam pendidikan karakter untuk mewujudkan generasi emas 2045, diharapkan institusi Pendidikan khususnya pesantren dapat melahirkan SDM yang lebih mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H