Literasi Budaya melibatkan kemampuan untuk memahami dan terlibat aktif dalam aspek budaya suatu masyarakat. Seseorang dianggap sastra budaya jika dapat menginterpretasikan gerakan, simbol, atau ekspresi verbal yang mencerminkan bahasa, dialek, cerita, atau hiburan. Sebaliknya, ketidaktahuan terhadap literasi budaya mengakibatkan janji untuk memahami sindiran, percakapan, atau peristiwa yang dipengaruhi oleh konteks budaya. Pentingnya literasi budaya tidak hanya terbatas pada penggunaan bahasa dan ekspresi verbal, tetapi juga mencakup perilaku, kuliner, pakaian, seni, dan upacara.
Semuanya itu merupakan ekspresi dari nilai, tradisi, pola pikir, keyakinan, persepsi, dan status. Maka dari itu literasi sangat terikat dengan basis kewilayahan yang memiliki budaya tertentu. Literasi budaya merupakan Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa, budaya, adat dan kebiasaan, bahkan agama dan kepercayaan. Sehingga membuat kita sebagai warga negara Indonesia harus mengerti dan menguasai mengenai literasi budaya kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Tidak hanya itu, literasi budaya dan kewargaan juga menjadi fondasi utama untuk memupuk kebinekaan global pada peserta didik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Kecakapan serta pengetahuan tentang literasi budaya dan kewargaan sangat penting guna menghadapi tantangan global di abad ke-21. Literasi umumnya dikaitkan dengan kualitas suatu bangsa. Sedangkan tujuan literasi budaya dan kewarganegaraan adalah untuk menghadapi arus budaya global yang berpotensi mengikis budaya lokal dan nasional. Hal ini berfungsi sebagai sarana untuk memahami hak, tugas, peran, dan tanggung jawab dalam mendukung perubahan dan pembangunan positif di Indonesia, membina konektivitas antargenerasi, dan memastikan bahwa budaya Indonesia tetap menjadi identitas yang abadi. Tantangan terbesarnya terletak pada upaya mengatasi literasi budaya dan kewarganegaraan di tengah tingginya keberagaman warga negara Indonesia yang tinggal di suatu wilayah tertentu.
Namun jika kesadaran terhadap keberagaman dalam masyarakat kurang, stabilitas nasional yang telah terbentuk dapat terancam. Tanpa kesadaran terhadap keberagaman, kurangnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan antar individu dan kelompok dapat menyebabkan timbulnya konflik interpersonal dan kelompok. Selain itu, dalam menghadapi tantangan literasi budaya dan kewarganegaraan, penting untuk memperhatikan keterbukaan bangsa Indonesia di era globalisasi ini, di mana ideologi, ekonomi, politik, bahasa, budaya, dan gaya hidup dari berbagai wilayah dunia dapat meresap ke dalam nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H