HMI berdiri pada tahun 1947 dengan dua visi yakni keislaman dan ke-Indonesiaan yang tertuang dalam tujuannya yakni Mempertahakan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi harkat dan martabat rakyat Indonesia serta menyebarkan ajaran agama Islam. Pada Kongres Muslimin Indonesia II di Yogjakarta 20-25 Desember 1949 HMI disepakati dan diikrarkan sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa Islam di kalangan umat Islam Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kala itu HMI benar-benar menjadi organisasi yang diterima oleh hampir semua kalangan terutama pemuda atau kaum intelektual.
Pada kongres HMI ke-7 di Solo, tujuan HMI berubah menjadi “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT”. Namun kekinian kiranya tujuan tersebut hanya menjadi hafalan mati kader-kadernya. Tujuan yang sangat mulia tersebut tidak mampu menggugah para kader HMI untuk meneruskan perjuangan seniornya terdahulu. “Kebesaran HMI” telah menjerat kader-kadernya. HMI seolah tertawan oleh masa lalunya yang besar.Padahal jika melihat faktanya, kualitas kader HMI saat ini sungguh sangat jauh berbeda dari pendahulu-pendahulunya. HMI saat ini justru lebih pragmatis ditambah lagi dengan banyaknya konflik kepentingan baik di eksternal maupun internal HMI sehingga proses pengkaderan pun mulai dikesampingkan. Selain itu, HMI tidak mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini terlihat dari jumlah kader yang semakin minim.
Kondisi HMI saat ini seharusnya bukan menjadi alasan untuk berhenti bergerak, melainkan sebagai batu loncatan agar HMI tetap eksis menjalankan perannya untuk kepentingan Bangsa dan Agama. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat HMI tidak ditelan oleh sejarah dan yang pertama harus dilakukan adalah membangun kesadaran para kader HMI itu sendiri terutama untuk kembali merealisasikan tujuan HMI. Selain itu HMI harus mampu melahirkan kader-kader yang berkualitas dan komitmen tinggi melalui proses pengkaderan yang baik. Dan yang terakhir adalah HMI harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. HMI harus mampu menawarkan apa yang dibutuhkan oleh generasi muda saat ini agar perjuangan HMI tidak berhenti sampai disini dan ditelan oleh sejarah begitu saja. Bahagia HMI..Yakin Usaha Sampai!
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H