Jadi pelaku sejarah adalah salah satu pilihan terberat dalam menjalani hidup. Jadi pelaku sejarah pada zaman perang sama halnya dengan mempertaruhkan hidup dan mati demi membela bangsa. Mungkin kata mati, terdengar menyeramkan apabila dilihat dari kemajuan negara kita sekarang ini namun, bila dilihat dari sejarah para pahlawan negeri kita ini (Indonesia), kata mati bukanlah suatu yang menakutkan, menyeramkan apalagi merasa seperti dibunuh.
Jadi pelaku sejarah adalah pilihan dan kepastian untuk memperjuangkan hidup. Jadi pelaku sejarah membangun kita untuk berpikir secara realistis mengenai kehidupan yang bak panggung sandiwara. Jadi pelaku sejarah, menuntut kita untuk berpikir dua kali dan/atau mungkin tiga kali lebih keras dari orang lain yang tidak menjadi pelaku sejarah.
Jadi pelaku sejarah bukan hanya bisa dilakukan saat dimana Indonesia masih dijajah melainkan juga bisa dilakukan mulai dari saat ini. Mulai dari yang kecil. Mulai membenahi diri. Mulai menularkan kepribadian yang positif kepada sekitar, bukan dengan maksud pamer melainkan hanya ingin menjadi pelaku sejarah. Pelaku sejarah yang baik adalah pelaku sejarah yang mampu mengkondusifkan keadaannya dengan keadaan luar, tidak menghakimi yang salah tapi mencari solusi untuk memperbaiki.
Bulan oktober ini adalah momen yang pas untuk kalian yang ingin menjadi pelaku sejarah. Bulan oktober merupakan bulan yang telah ditentukan sebagai hari lahirnya bahasa Indonesia. Pelaku sejarah yang baik adalah pelaku sejarah yang tau mengenai sejarah negerinya baik dari sisi kepahlwananan, maupun bahasa. Meskipun terlihat sepele, namun bahasa merupakan salah ciri yang menunjukan identitas bangsa. Hidup tanpa sejarah adalah hidup tanpa air. Tak ada yang hilang ataupun pergi, tak ada kenangan. Oleh karena itu, untuk menjadi pelaku sejarah (paling tidak) harus mampu mengingat ataupun mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersikap positif dan membangun yang berhubungan dengan kesejarahan Indonesia.
Salam Bulan Bahasa Indonesia :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H