Kabar terbaru datang dari negara yang digadang akan menjadi raja baru ASEAN yaitu Vietnam. Bukan berita soal kekacauan ekonomi maupun politiknya, Vietnam justru menorehkan capaian baru melalui pertumbuhan ekonominya yang digambarkan dalam PDB pada kuartal 3 tahun 2024 yang mencapai angka 7,4%.
Sontak hal ini menghebohkan jagat dunia maya khususnya warganet Indonesia yang merasa takjub sekaligus iri akan pencapaian tersebut. Bagi beberapa orang capaian yang diaraih oleh negara Vietnam ini tidak terlalu begitu mengejutkan, mengingat memang perekonomian negara yang dijuluki sebagai negeri naga biru ini memang mengalami pertumbuhan yangs sangat pesat pasca covid-19.
Jika kita sedikit mengurai persolan pertumbuhan ekonomi, terdapat komponen-komponen yang terdiri dari konsumsi masyarakat (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), Ekspor (X), dan impor (M). Di mana setiap komponen ini akan menentukkan bagaimana naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.
Di mana konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor diharuskan mengalami peningkatan serta menjaga kegiatan impor tidak terlalu berlebihan untuk bisa memperoleh jaminan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan.
Melihat kasus Vietnam, artinya negara tersebut mampu memenuhi persyaratan dari setiap komponen yang ada sehingga akhirnya negara dapat mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi yang terbilang cukup signifikan.
Membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negeri ini yang stagnan di angka 5%, tentu membuat mata kita semakin terbuka lebar akan hal-hal yang perlu diperhatikan jika ingin mencapai peningkatan yang diinginkan. Belajar dari Vietnam, apakah kita bisa menyusulnya?
Belajar dari kesuksesan ekonomi Vietnam
Kesuksesan perekonomian negara Vietnam bukan didapatkan secara instan begitu saja. Bahkan sejarah mencatat bagiamana PDB Vietnam pada tahun 1980an hanya berkisar US$200 hingga US$300 saja. Angka yang sepertinya tidak pernah terbayangkan dihasilkan oleh kegiatan ekonomi dari suatu negara.
Belajar dari keterpurukan tersebut, pada tahun 1986 pemerintah Vietnam melakukan reformasi ekonomi melalui kebijakan yang diberi nama "Doi Moi" atau yang berarti renovasi dan pembaruan. Di mana transformasi ekonomi negara diubah yang semula dari sistem sosialis terpusat menjadi ekonomi pasar sosialis.
Perubahan ini kemudian membuat sektor swasta mulai berkembang, reformasi sektor pertanian yang pro petani, membuka pintu perdagangan internasional dan mendorong investasi asing (FDI), hingga reformasi di sektor keungan dengan mendirikan bank-bank komersial yang lebih independen dan menciptakan kebijakan moneter yang lebih fleksibel.