Melihat konsumsi air galon yang menjadi kebutuhan esensial bagi masyarakat, membuat besar atau kecilnya kenaikan harga yang terjadi akan memiliki dampak yang cukup signifikan pada aspek pengeluaran rumah tangga dari masyarakat.
Pil pahit mungkin harus ditelan oleh mereka yang berada pada kelas ekonomi menengah atau bahkan bawah, karena mereka harus mengalami dilematis pilihan antara memenuhi kebutuhan dasar yaitu air minum untuk dikonsumsi dan memotong atau menghemat alokasi anggaran untuk kebutuhan lainnya.
Apalagi ditambah dengan tidak adanya alternatif yang efektif. Misalnya memasang sistem penyaring air, mungkin dalam jangka panjang ini bisa menjadi solusi pilihan bagi masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada air minum kemasan seperti air galon. Namun, biaya pemasangan awal dari sistem panyaring ini cukup mahal dan mungkin tidak terjangkau bagi beberapa kalangan.
Selain itu, ada juga pilihan air galon isi ulang yang memiliki harga lebih murah. Namun, masyarakat harus dihadapkan dengan resiko yang dapat membahayakan kesehatan. Sehingga pilihan ini mungkin memicu pengeluaran yang lebih besar lagi untuk perawatan kesehatan dalam jangka panjang kelak.
Ketika kita hubungkan kembali dengan narasi bahwa "air galon membuat kelas menengah makin miskin" memang tidak menutup kemungkinan bahwa pengeluaran rumah tangga untuk air galon merupakan salah satu dari penyebab semakin tercekiknya kondisi perekonomian dari masyarakat kelas menengah.
Terlebih lagi, harga yang terus mengalami peningkatan dan bahkan dengan variasi harga yang berbeda-beda di berbagai daerah di Indonesia semakin memperparah situasi ekonomi dari masyarakat.Â
Dalam hal ini, untuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu air minum masyarakat kelas menengah mungkin harus melakukan pengehematan untuk bisa memenuhinya.
Sebuah hal yang ironis di mana masyarakat harus membayar untuk mendapatkan "air" dan bahkan dari hal tersebut justru membuat kehidupan mereka mendapati kesulitan akibat beban pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan akan air tersebut.
Berkaca pada Jerman dan Prancis, kedua negara ini memang tidak memiliki sumber daya air yang melimpah ruah seperti Indonesia. Tetapi dengan sumber daya yang ada, pemerintah setempat mampu mengelolanya dengan baik agar dapat menyediakan akses air minum bersih bagi masyarakatnya dengan harga yang reltif murah bahkan gratis pada beberapa tempat umum.
Selain itu ada negara Denmark sebagai salah satu negara dengan pengelolaan air terbaik di dunia. layanan air diatur dan dikelola oleh pemerintah sehingga mampu menghadirkan akses bagi masyarakat dengan harga yang cukup terjangkau.Â
Denmark menganggap bahwa air bersih sebagai "kewajiban sosial" dan memastikan masyarakatnya mendapatkan akses terhadap air tanpa harus bergantung pada produm AMDK.