Social media kembali dihebohkan dengan unggahan video dari salah satu warganet yang menunjukkan beberapa petani yang membuang hasil perkebunan yang berupa sayur ke jalanan. Aksi ini disinyalir sebagai bentuk protes karena harga sayur di pasaran yang terjun bebas sehingga membuat sayur tersebut terjual dengan harga yang murah.
Peristiwa seperti ini bukan kali pertama terjadi, mungkin beberapa dari kita sudah familiar tentang fenomena para petani yang sengaja membuang hasil perkebunan seperti sayur dan buah ke jalanan raya, tempat pembuangan sampah, bahkan aliran sungai.
Selain dianggap sebagai bentuk kekecewaan para petani, tetapi cara ini juga dipercaya bisa membuat pasokan dari jenis sayur dan buah tertentu menjadi 'langka'. Berbekal dari persepsi ini, sebagian petani menganggap bahwa dengan melakukan hal tersebut maka pasar akan membutuhkan banyak pasokan dan harga bisa melambung lebih tinggi dari sebelumnya.
Dalam kacamata masyarakat pada umumnya, isu ini dilihat sebagai inefisiensi dalam kinerja pemerintah dalam mengatur harga di pasar. Meskipun itu sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri, tetapi lebih baik jika petani dapat lebih cermat dalam menyikapi hal ini sehingga dapat menghindari berbagai resiko yang ada dan bisa meraih lebih banyak cuan.
Jika kita tarik benang merah dalam isu jatuhnya harga suatu komoditi sayur, semuanya akan mengacu pada stok atau supply yang melimpah di pasaran. Artinya ketika suatu komiditi sayur mengalami oversupply, maka komoditi tersebut akan dihargai dengan harga yang jauh lebih murah dari biasanya.
Sehingga disini kita tahu bahwa letak permasalahannya ada pada supply dari komiditi sayur itu sendiri. Ketika berbicara soal supply, maka akan berhubungan erat dengan bagaimana cara petani melalui perencanaan, produksi, hingga hasil panen yang dilakukan dengan baik dan memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan kondisi alam dan pasar.
Jika mengacu pada isu oversupply, biasanya ini dapat terjadi karena kurangnya petani dalam memperhatikan perencanaan tanam hingga belum bisanya memanfaatkan penggunaan teknologi untuk mendukung dan memaksimalkan perencanan tanam tersebut.
Perencanaan tanam ini bertujuan untuk menyesuaikan pola tanam dengan permintaan pasar. Dengan pola tanam yang baik, maka petani akan mengatur jenis dan urutan tanaman yang akan ditanam di suatu daerah tertentu.
Sehingga petani dapat menghindari menanam komoditi sayur yang sama secara bersamaan di waktu yang sama. Karena jika petani tidak membuat perencanaan ini dengan baik, maka kelebihan pasokan akan terjadi, penumpukan produk suatu komoditi sayur juga akan menumpuk di pasar, dan tentunya hal ini dapat menyebabkan penurunan harga secara signifikan.
Untuk mempermudah perencanaan ini, bisa juga dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi. Memang untuk permasalahan ini, kita tidak bisa menyalahkan ketidakmampuan petani dalam memanfaatkan teknologi untuk menghindari berbagai resiko yang terjadi di pasar. Karena ini akan berhubungan dengan literasi dan akses terhadap teknologi yang tidak semua petani dapat memperolehnya.