Inovasi juga tidak harus sebuah 'terobosan' besar, tetapi dengan meningkatkan layanan pada konsumen atau menambahkan fitur-fitur baru dalam produk (teknologi) juga dapat dikatakan sebuah inovasi.Â
Namun kita perlu hati-hati terhadap inovasi, karena dalam praktiknya hasil dari inovasi sendiri bisa jadi sustainable atau bersifat disruptif.
Inovasi yang sustainable berarti inovasi yang dapat meningkatkan proses dan teknologi perusahaan dalam meningkatkan kualitas lini produknya bagi konsumen setianya.
Selain itu inovasi ini juga dilakukan oleh bisnis yang sudah lama dan ingin mempertahankan posisinya di puncak pasar.
Sedangkan inovasi yang disruptif adalah inovasi yang dilakukan oleh perusahaan kecil dalam upaya untuk menantang pesaing seperti perusahaan yang lebih besar dan menjual produk yang sama di dalam pasar tersebut.Â
Misalnya, ketika perusahaan baru ingin menjadi segmen pasar alternatif bagi suatu produk yang konsumennya tidak dapat menjangkau produk di perusahaan pesaing yang lebih besar dan harganya mahal.
Namun, Boyles menyimpulkan bahwa perusahaan yang sukses adalah yang bisa menggabungkan kedua hal tersebut sebagai strategi bisnis perusahaan.Â
Inovasi yang sustainable bertujuan untuk memastikan posisi perusahaan di dalam pasar, sedangkan inovasi yang disruptif itu dijadikan sebagai acuan agar bisa kompetitif dan mengejar pertumbuhan perusahaan.
Teori hanya sebuah teori. Pada akhirnya seorang inovator atau sosok dibalik terciptanya sebuah inovasi dan terobosan dalam suatu produk tertentu akan mengalami 'dilema' ketika dihadapkan dengan inovasi bertujuan untuk bertahan dipasar dan inovasi yang bertujuan agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing.
Apalagi jika kita sangkutan dengan perusahaan yang bergerak dibidang teknologi. Tidak hanya sulit dalam hal inovasi untuk bisa mempertahankan posisinya di pasar saja, tetapi melalukan inovasi baru untuk bisa bersaing juga tak kalah lebih sulit lagi.