Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tesla Akan Bangun Pabrik Baru di India, Indonesia Tersalip Lagi?

24 Juni 2023   17:51 Diperbarui: 26 Juni 2023   00:33 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan Foreign Direct Investment (FDI) yang diterapkan India juga bersifat bebas dan transparan namun tetap dibawah prosedur yang resmi. Di mana secara berkala pemerintah akan meninjau kebijakan FDI dan membuat perubahan-perubahan signifikan apabila diperlukan dari waktu ke waktu. Ini dilakukan agar India tetap menjadi tujuan yang menarik dan ramah bagi investor-investor asing.

Dengan lebih "membebaskan" dan "menyederhanakan" kebijakan FDI, investor akan merasa diberikan kemudahan dalam berbisnis sehingga menyebabkan banyak investor-investor besar tertarik untuk melebarkan sayap bisnisnya di India. Bahkan baru-baru ini dilakukan perubahan kebijakan tentang FDI di berbagai sektor agar investasi yang masuk tidak hanya pada sektor teknologi saja tetapi dari sektor-sektor lainnya.

Sumber: India Briefing
Sumber: India Briefing

Data diatas menunjukkan perkembangan FDI atau investasi asing yang masuk ke India. Di mana dari tahun fiskal 2018-2022 kenaikannya signifikan sebesar 23%. Bahkan pada kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu ketika COVID-19 melanda, pada tahun fiskal 2019-2021 menunjukkan bahwa investasi asing yang masuk ke India terbilang mengalami kenaikan yang pesat.

Dengan pertumbuhan yang pesat ini, India akan di prediksi muncul sebagai pemain utama dalam ekonomi global yang menghadirkan peluang menarik bagi para investor dan pelaku bisnis. Berbagai kelebihan yang ditawarkan India dalam menarik investor seperti kondisi kebijakan yang mendukung, pasar konsumen yang luas dan infrastruktur digitalnya yang menonjol, membuat India menjadi tujuan yang menarik untuk investasi.

Sumber: MNC Media
Sumber: MNC Media

Bagaimana dengan kondisi Indonesia?

Indonesia selalu dihadapkan dengan permasalahan efisiensi dalam perekonomian. Di mana biasanya dalam hal ini berhubungan dengan biaya ekonomi tinggi atau high-cost economy. Biaya ekonomi tinggi merupakan sebuah proses ekonomi di suatu negara yang memerlukan atau mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dari seharusnya akibat adanya tarif yang lebih tinggi atau pungutan-pungutan yang seharusnya tidak ada.

Biaya ekonomi yang tinggi biasanya berasal dari kebijakan-kebijakan yang mempersulit alur berjalannya sebuah bisnis, sehingga menyebabkan suatu perusahaan maupun investor harus membayar lebih mahal karena kebijakan tersebut. Ini juga menyebabkan kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia masih belum efisien baik bagi pelaku usaha dalam negeri apalagi bagi investor asing yang ingin melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia.

Masalah biaya ekonomi tinggi ini bahkan menurut sejarah telah terjadi pada awal tahun 1980-an, di mana mana pada saat itu ekspor Indonesia sangat terpuruk yang diakibatkan oleh ongkos-ongkos biaya yang terlalu tinggi. Oleh karena itu dilakukan deregulasi kebijakan yang membuat ekonomi Indonesia lebih efisien.

Selain masalah biaya ekonomi tinggi, Indonesia juga dihadapkan dengan Dutch Disease atau penyakit Belanda. Salah satu gejala penyakit ini adalah proporsi kontribusi nilai tambah industri manufaktur terhadap PDB yang terus menurun dari waktu ke waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun