Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Milenial, Gen Z, dan Barang Mewah

30 Januari 2023   14:52 Diperbarui: 3 Mei 2023   20:40 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: theindustry.fashion

Di era saat ini, banyak barang yang sejatinya merupakan kebutuhan tersier berubah menjadi kebutuhan primer yang digunakan seseorang sebagai upaya untuk unjuk diri pada lingkungan sosialnya. Barang mewah merupakan salah satu jenis kebutuhan yang semula berada diurutan ketiga dari pemenuhan kebutuhan, saat ini menjadi urutan pertama dan tergabung dalam kebutuhan primer bagi beberapa orang. Jadi apakah barang mewah itu?

Menurut Oxford Dictionary, luxury atau kemewahan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kenyamanan yang luar biasa atau keanggunan terutama melibatkan biaya yang besar. Sehingga kita dapat mendefinisikan barang mewah atau luxury goods sebagai suatu barang yang didalamnya melibatkan biaya atau harga yang tinggi.

Erwan Ramborug, seorang HSBC Managing Director dan penulis buku "The Bling Dynasty: Why the Reign of Chinese Luxury Shoppers Has Only Just Begun" membuat sebuah piramid luxury brand berdasarkan tingkat aksesibilitas. Mulai dari lower end atau barang-barang mewah yang terjangkau hingga ultra-high end luxury atau barang-barang mewah kelas atas yang hanya dapat dijangkau oleh segelintir orang saja

Sumber: The Bling Dynasty
Sumber: The Bling Dynasty
Piramid luxury brand ranking ini dibuat berdasarkan harga dan penjualan dari suatu barang. Di mana everyday luxury dan affordable luxury merupakan barang-barang yang memiliki harga berkisar $100 - $300 atau Rp 1,5 juta - Rp 4,5 juta dengan minat konsumen yang cukup banyak. Kemudian Accessible core dan premium core merupakan barang-barang yang memiliki harga berkisar $1500 - $5000 atau Rp 23 juta - Rp 75 juta dengan minat konsumen yang hanya segelintir orang saja, dan terakhir super-premium, ultra-high end, dan bespoke yang merupakan barang-barang yang memiliki harga berkisar $50.000 atau Rp 750 juta dengan minat konsumen yang lebih sedikit lagi.

Sekarang mengapa seseorang menginginkan untuk memiliki barang mewah?

Keinginan seseorang terhadap barang mewah bahkan telah dikaji dalam berbagai disiplin bidang ekonomi misalnya makalah ekonomi klasik yang ditulis oleh Warner Sombart (1912/1967) yang berjudul "Luxury and Capitalism",  hingga Robert H. Frank dalam bukunya yang berjudul "Luxury Fever: Weighing The Cost of Excess".

Ini menunjukkan bahwa ekonom-ekonom dari abad ke- 18 bahkan hingga abad ke-21 sudah melihat fenomena tentang keinginan pelaku ekonomi terhadap barang mewah dan menjadikannya sebuah pemikiran konseptual akan perilaku tersebut. Sombart yang dalam tulisannya berfokus pada pola konsumsi barang mewah di abad ke-18, di mana saat itu barang-barang mewah menjadi lebih banyak tersedia dan diburu oleh banyak orang. 

Sedangkan Frank dalam bukunya menjelaskan tentang orang-orang yang menghabiskan banyak uang dalam upayanya mengikuti gaya hidup mewah orang-orang super kaya. Tidak hanya itu, frank juga mengamati gaya hidup konsumen yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, sedikit menabung, dan meminjam lebih banyak uang untuk memenuhi gaya hidup mewahnya.

Sumber: Brain & Company
Sumber: Brain & Company
Brain & Co menjelaskan bahwa perkembangan ukuran pasar global di sektor barang-barang mewah akan terus meningkat pesat hingga tahun 2025 dengan akumulasi pasar sebesar $365 miliar atau setara dengan Rp 4.500 triliun. Industri barang mewah telah memasuki fase "new normal" yang ditandai dengan pertumbuhan yang lebih rendah, sehingga brand-brand mewah saat ini mulai memfokuskan kembali pada kebutuhan konsumen. Brain & Co dan Fartech dalam riset terbarunya juga menjelaskan bahwa generasi muda akan mewakili 40% dari pasar barang mewah global pada tahun 2025.

Willersdorf, Global Head of Luxury Boston Consulting menambahkan bahwa kelompok gen z (kelahiran tahun 1993-2001) akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecepatan dan perubahan yang terjadi di pasar barang mewah. Namun kelompok gen z bagi beberapa brand barang mewah masih menjadi sebuah teka-teki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun