Mohon tunggu...
Rohmad saputro
Rohmad saputro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa unisa

Hello

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

mahasiswa jawa yang berada di lingkup orang timur

30 November 2024   19:09 Diperbarui: 30 November 2024   19:10 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yogyakarta adalah salah satu tempat yang memiliki daya tarik di bidang pendidikan yang cukup tinggi. Ini dapat di lihat dari banyaknya mahasiswa luar daerah yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di kota ini. Kota Yogyakarta juga di kenal sebagai salah satu kota yang memiliki nilai budaya tinggi di jawa,  Yogyakarta adalah kota yang cukup cultural di Indonesia.

Komunikasi antar budaya  adalah proses komunikasi yang melibatkan antara orang-orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Sebagai mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta saya sering bertemu mahasiswa yang cukup beragam dari sabang-merauke bahkan ada yang dari luar negri, tentunya mereka datang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Saya menyadari bahwa komunikasi antar budaya bukanlah sekedar ngobrol dengan mereka saja, saya belajar bahwa komunkasi antar budaya adalah interaksi dengan mereka yang notabenenya memiliki latar budaya yang berbeda dengan saya dan bagaimana caranya agar saya bisa membangun interaksi yang baik kepada mereka.

Sebagai mahasiswa yang hidup di dalam keberagaman mahasiswa dari bebagai daerah tentunya awalnya saya cukup culture shock. Awalnya saya memiliki sterotipe dan prasangka terhadap mereka terlebih lagi bagi teman saya yang berasal dari timur Indonesia, saya menilai bahwa mereka itu adalah orang yang keras dan menakutkan, terlebih lagi dengan cara bicara mereka yang cenderung menggunakan nada yang tinggi  berbeda dengan teman-teman saya yang bersasal dari jawa yang menggunakan nada suara yang lebih halus, itu cukup mempengaruhi pandangan saya terhadap mereka saya menyangka bahwa mereka ini adalah orang yang tempramen karena menggunakan nada tinggi untuk berbicara padahal kebiasaan mereka saat berkomunikasi di daerah mereka juga menggunakan nada tingg, hal ini yang membuat saya belajar bahwa menilai seseorang tidak bisa menilai seseorang hanya dengan cara menilai cara mereka berbicara saja telebih lagi mereka memiliki kebiasaan yang berbeda dengan saya, setelah saya melakuak berbagai pendekatan ternyata saya merasakan jauh lebih enjoy, dan saya juga bangga bisa berada di antara mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun