Konflik yang terjadi antara Menteri Olahraga (Menpora) Imam Nachrawi dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)  sebenarnya bermula dari  janji-janji yang dilontarkan kepada klub Persebaya 1927 dan para suporternya yang disebut Bonek 1927. Janji Nachrawi adalah menyelesaikan dualisme di tubuh klub Persebaya Surabaya dan Surabaya 1927. Â
Kita tahu, pada tahun 2011, Persebaya 1927 berkiprah di IPL (Liga Prima Indonesia). Pada tahun 2013, saat IPL dibubarkan, sebagai pemilik Saleh Mukadar  dan Cholid Ghomorah ingin Persebaya 1927 menggantikan posisi Persebaya Surabaya,  padahal Persebaya Surabaya bersusah payah dari Divisi Utama utk masuk ke ISL (Liga Super Indonesia). Persebaya Surabaya diberi dua pilihan yaitu harus bergabung ke Persebaya pimpinan Saleh atau dibubarkan.
Sebelumnya, Djohar Arifin waktu itu masih menjadi ketua PSSI menolak usulan Imam Nachrawi agar Persebaya 1927 masuk ke Liga Super (ISL). Sebelumnya, Persebaya 1927 pada tahun 2010 telah terdegradasi dari ISL ke Divisi Utama. Malah usulan Nachrawi itu terkait dengan isu bahwa Nachrawi memiliki sebagian saham di klub Persebaya 1927.
Nachrawi yang saat itu sudah menjadi Menpora, menyadari upaya untuk menaikkan level Persebaya 1927 tidak mudah. Ditambah dengan ketidakcocokannya dengan ketua PSSI pengganti Djohar yaitu La Nyala Mattalitti, berusaha terus menerus menggoyang PSSI sebagai penyelenggara kompetisi sepakbola Indonesia yang sah.
Nachrawi akhirnya menyadari bahwa klub klub sepakbola Indonesia sangat dekat dengan kepengurusan PSSI. Satu satunya jalan untuk tidak mengakui PSSI adalah mengadu domba klub dengan PSSI.  Dan inilah yang dilakukan oleh Nachrawi.
Untuk menggoyang PSSI, awalnya Nachawi menggunakan isu mafia sepakbola gajah telah terjadi pada tim divisi Utama PSS Sleman & PSIS Semarang. Dua tim itu memang menjadi topik utama saat itu dan dengan menggelumbungkan isu itu Nachrawi berharap mendapat simpati dari suporter klub klub agar dapat membuat klubnya bertentangan dgn PSSI.
Hal ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan salah satu televisi swasta. Televisi ini mengangkat sebuah talkshow dengan judul dagelan sepakbola.Â
Suporter yang datang saat itu adalah supporter PSIS dan suporter PSS dan dihadiri oleh FDSI yang notabene pendukung kompetisi IPL yang konsorsiumnya didukung oleh Arifin Panigoro. Acara yang menghadirkan Nachrawi itu menghasilkan petisi untuk membekukan PSSI yang ditargetkan ditandatangani oleh jutaan masyarakat Indonesia.Â
Tapi sayangnya, upaya itu tidak berhasil, karena di lapangan petisi itu macet dan hanya ditandatangani oleh puluhan ribu orang saja dan jauh dari target. Itu adalah bukti bahwa keinginan pembekuan PSSI yang digagas Nachrawi tidak didukung masyarakat.
Setelah gagal, maka berbagai manuver dilakukan oleh Menpora, dimulai dari sengaja dihambatnya jadwal kompetisi ISL, hingga pembentukan Tim 9 dengan dalih memberantas mafia. Tapi ternyata tidak mendapat respon positif juga dari massa sepakbola termasuk sanksi dari organisasi sepakbola dunia, FIFA. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H