Mohon tunggu...
Pulanggeni
Pulanggeni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Semua akan kembali kepadaMU pada saatnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Meminta Pas

26 Agustus 2012   02:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya adalah seorang kepala kantor perwakilan departemen  di daerah Jawa Barat. Seperti biasa setiap tahun menjelang Lebaran, saya membagikan paket lebaran berisi sembako untuk meringankan beban hidup mereka.  Saya membelanjakan sendiri uang hasil menabung selama setahun ke supermarket terdekat, sebanyak prajurit dan honorer. Ketika anggota saya sedang memasukkan barang ke tiap dus, dilaporkan, bahwa minyak goreng kurang 11 bungkus. Saya tanya istri, apakah tahu kemana perginya minyak goreng tersebut? Dia menjawab tidak tahu, dan saya diminta check bekas kerdus besar bekas dari supermarket. Saya hitung jumlahnya lengkap ada 10 dus, jika tiap dus berisi 12 migor total ada 120 bungkus. Tapi kenapa barangnya kurang 11, padahal tiap dusnya saya terima dalam keadaan tersegel dan saya yakin petugas supermarket tidak bohong di bulan ramadhan.  Sempat curiga juga ke anggota yang bertugas memasukkan barang-barang ke kerdus-kerdus, tapi kemungkinannya kecil anggota saya berbohong.   Kemungkinan terbesar adalah kecurangan pihak supermarket yang mengurangi jumlah tiap tiap dusnya, karena pembeli tidak mungkin barang belanjaan yang sebegitu banyak. paling hanya jumlah dusnya yang dihitung. Akhirnya tanpa bermaksud mencurigai siapapun saya langsung membeli lagi kekurangannya ke supermarket terdekat.

Akhirnya saya menuju supermarket tersebut untuk membeli kekurangan. Ketika sedang berada di Kasir Supermarket tersebut, saya jadi teringat kembali kejadian tahun lalu. Persis kejadiannya seperti saat ini, pada bulan puasa saya memborong sejumlah sembako untuk dibagi ke anggota saya, dan pada saat itu ketika selesai packing saya kembali ke kasir supermarket tersebut untuk mengembalikan kelebihan minyak goreng sebanyak 1 dus besar yang berisi 11 kantong migor merek F**ma. Kok bukan 12 ? saya juga tidak tahu kenapa hanya 11.

Namun saat itu tidak jadi saya kembalikan ke toko, karena sebelum saya serahkan migornya, saya tanya ke sang kasir terlebih dulu "apakah ada kekurangan minyak goreng karena salah hitung, saat transaksi minggu lalu? Jawabnya " tidak ada pak!". Dengan dasar jawaban itu, akhirnya saya batal menyeranhkan minyak goreng tersebut, dan barang langsung saya bawa pulang kembali dan ketika mudik, saya bagikan minyak goreng tersebut ke sanak saudara di kampung halaman.

Kejadian ini menambah keyakinan bagi saya, bahwa Tuhan mengetahui setiap kejadian, dan bermaksud menguji kejujuran saya, dan saya gagal dalam ujian tersebut. Kelebihan migor tahun lalu seharusnya saya kembalikan tanpa perlu bertanya.Astaghfirullahaladzim.Ternyata jujur itu berat padahal imbalannya pasti ada. Seharusnya waktu itu saya harus jujur, dan mengembalikan saja minyak tersebut, karena terang-terang ada kelebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun