Mohon tunggu...
Pulanggeni
Pulanggeni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Semua akan kembali kepadaMU pada saatnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kanker Nasofaring (KNF)

2 November 2015   09:33 Diperbarui: 2 November 2015   09:33 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kanker adalah sel galau yang meninggalkan jaringan ikat dan memilih hidup sendiri dengan mengambil sari makanan dari pembuluh darah terdekat. Sel membelah diri menjadi jaringan lalu tumbuh menjadi tumor, membuat cabang pembuluh darah baru untuk menghidupi pembelahan yang begitu cepatnya" ("Kami Berani Melawan Kanker" Priska Siagian 2012 Gramedia}.

 

Siang  itu tanggal 30 September 2015 dr Naswanto dari RS THT Prf nizar menelpon ke HP saya menyampaikan  bahwa hasil uji patologis atas jaringan yang diambil dari hidung istriku sudah keluar. semakin penasaran saya minta dibacakan hasilnya, bahwa istriku terkena kanker Nasofaring dengan jenis sel karsinoma sel transisional. Karena jenis karsinoma adalah jenis kanker ganas, maka harus segera dilaksanakan kemoterapi dan radiasi. Langsung lemas lah jiwa saya. Sebagai tentara, ternyata lunglai juga jika menerima berita sedih. Sedih karena penyakit kanker yang selama ini menjadi berita heboh,menimpa orang tercinta.

Ketika berita itu sampai di saya, istri masih dirawat di RS Hermina Depok, sebagai perawatan lanjutan pasca opersasi Polip di RS THT Prof Nizar. Istri ternyata sudah merasakan apa yang saya rasakan. Bapak mertua pesan ke saya agar berita ini jangan disampaikan ke istri, takut efek psikologisnai ya. Di tengah kegalauan itu saya mencoba membagi informasi ini kepada teman teman di kantor. Berbagai saran dan masukan membuat hati saya lebih tenang. Setelah pulang kantor saya langsung ke rumah sakit, dan istri juga sudah tidak sabar menunggu hasil patologis. Istriku menangis dalam pelukanku,stelah mengetahui hasilnya, tetapi tetap tegar. Suasana malam itu di rumah sakit begitu senyap dan mencekam ditegah kekalutan pikiran istriku. 

Istriku terus mencari informasi apa itu Karsinoma ?, kenapa tidak ada stadium dan derajat persebarannya?. Mukanya sudah pucat. Setiap saat selalu ingat akan kematian. Sehingga dia menelpon sanak saudara dan orang tua serta teman temannya untuk meminta maaf atas kesalahannya selama ini. Dia menyesali semua perbuatannya selama ini, merasa berdosa pada suami karena sering tidak patuh dan cuek, menelpon bapak nya di kampung agar menziarahi kubur alrmarhumah ibu saya ( ibu mertua). Itu semua adalah kulminasi dari rasa depresi, karena mendapat penyakit kanker yng tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sejak malam itu  tidak bisa tiduri. datangnya malam adalah siksaan baginya karena selalu dihantui mimpi buruk tentang kematian, kemoterapi dan radiasi.

 

bersambung....

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun