-Lebaran di tengah pandemi
Di manakah rindu itu?Â
Hari hari begini biasanya mereka sudah memenuhi rumahku
Berserakan di lantai ku
Terbungkus rapi dalam tas, koper, kardus kardus bekas mie instant
Atau sebagian menggumpal di dada dada yang penuh cinta
Aku merindu tangis bayi yang dahaga
Menghisap kehidupan di dada ibunya
Aku merindu jerit bocah bocah melukis wajah neneknya
Melagukan kebahagiaan dengan bersahaja
Aku merindu wajah wajah yang sumringah
Menunggu bunyi peluit
Lalu menitipkan beban hidup di peron peron
Menitipkan kepedihan di sudut sudut rumahku
Istirahatlah sejenak, katanya
Nanti aku akan kembali membawamu
Setelah mimpi ini usai
Setelah rinduku menjelma air mata
Sunyi sepi rumahku kini
Jadwal jadwal menjelma rasa takut
Menulis cemas
Berangkat hanya impian belakang
Mungkinkah tiba?Â
Aku merindu bentangan rel itu
Di atasnya, aku melesat membawa ribuan alamat
Menciptakan angin, menggerakkan pepohonan
Menyinggahi stasiun demi stasiun
Menguarai sepi demi sepi
Menyaksikan kaki kaki yang berlari
Tangan tangan yang terentang
Wajah wajah penuh haru
Bergegas menjemput rindu.Â
Bekasi 23 April 2021
Sapto wardoyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H