Belum pernah proses pemilihan umum wakil rakyat dan pemilihan presiden berlangsung semeriah dan seheboh. Khususnya pada proses pemilihan presiden dan hiruk pikuk di belakangnya, maka rasanya inilah kali pertama masyarakat (rakyat) menunjukkan peran aktifnya. Mereka berpartisipasi dalam memilih juga saat mempergunjingkannya. Dua figur kontroversial yang bertarung memerebutkan Kursi RI-1 dipercaya menjadi daya tarik partisipasi masyarakat. Para tokoh masyarakat maupun selebritis yang sebelumnya tidak memedulikan hajat nasional ini, menjadi tertarik untuk bersuara dan memberikan suara. Kalau dulu mereka hanya berperan sebagai pendulang suara yang dibayar oleh para kandidat, saat ini mereka berani terang-terangan menyatakan sebagai pendukung, bahkan menyatakan sebagai penyumbang dana kampanye kandidat pilihannya.
Kelompok para tokoh dan selebritis panggung ini pasti bukan orang yang bodoh….
Kelompok berikutnya adalah peselancar dunia maya – netizens. Mereka adalah kelompok yang tidak tampak wujudnya, namun kehadirannya luar biasa memberikan pengaruh pada diskusi dunia maya. Hanya berbilang detik dan menit saja suara mereka terdengar luas di seluruh negeri bahkan seluruh dunia. Apakah ada yang membantah kehadiran mereka melalui media resmi maupun cuitan….?
Kelompok ini pasti akan bercuit nyaring jika mereka pun dianggap bodoh, tak layak bersuara…. Sudah pernah dengar top trending topic hastag (#) yang pernah tampil dalam diskusi akhir-akhir ini ‘kan…?
Saat ini, sebaiknya jangan pernah lagi memperbandingkan kelompok-kelompok ini dengan Mbah Sastro dan teman-temannya di Gunung Kidul yang ketidaktahuan mereka selama ini dipakai sebagai alasan mereka boleh didzolimi dengan “tidak dapat bersuara, tidak dapat menentukan nasibnya sendiri…”
Tahukah Anda…. Unjuk rasa massa di Hongkong menuntut hak demokrasi itu dinyalakan oleh seorang adak muda berusia 17 tahun – lewat dunia maya…?
Maka sangat naïf jika seorang politikus mantan anggota dewan menyatakan, “Masyarakat yang menolak pemilihan tidak langsung itu siapa ‘sih…?”
Lalu…. siapa yang sesungguhnya bodoh….. ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H