Mohon tunggu...
Sapto Andriyono
Sapto Andriyono Mohon Tunggu... Guru - Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga

Biologi laut dan Perikanan termasuk akuakulture dan perikanan berkelanjutan. Kajian biodiversitas biota air melalui pendekatan DNA barcoding dan DNA lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

FPK Unair kenalkan Probiotik dan Managemen Kualitas Air pada Budidaya Lele

22 Oktober 2024   15:03 Diperbarui: 22 Oktober 2024   16:16 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan judul "Pendampingan Manajemen Kualitas Air dan Aplikasi Probiotik pada Budidaya Ikan Lele Pondok Darul Mukmin, Sukorejo, Pasuruan Jawa Timur". Kegiatan berlangsung pada Sabtu (10/8/2024).

Sejumlah dosen Departemen Akuakultur FPK memberikan pendampingan. Mereka di antaranya diketuai Nina Nurmalia Dewi, SPi MSi beserta tim yaitu Prof Dr Gunanti Mahasri Ir MSi, Dr Woro Hastuti Satyantini Ir MSi, Wahyu Isroni SPi MP, Yudi Cahyoko Ir MSi, dan Abdul Manan SPi MSi PhD. Sejumlah 50 peserta yang terdiri dari Kelompok Pemuda Pembudidaya Lele, Kelompok Budi daya Budikdamber, dan Kelompok Budi daya Maggot hadir dalam acara tersebut.

Dalam pendampingan tersebut para peserta yang hadir mendapatkan pemahaman terkait manajemen kualitas air dan aplikasi probiotik pada budi daya lele. Selain itu, pada acara tersebut juga terdapat praktik langsung bagaimana cara mengukur parameter-parameter kualitas air yang penting dalam budi daya ikan lele. Seperti pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut, dan ammonia. 

Setelah itu, para peserta juga diajarkan untuk melakukan kultur probiotik mandiri dan mengaplikasikan probiotik pada pakan ikan lele.

Budi daya ikan lele dikatakan berhasil apabila ikan dapat tumbuh dengan optimal sesuai dengan kriteria yang ada, tanpa terjadi kematian massal akibat kualitas air yang buruk. Pertumbuhan yang optimal tersebut akan tercapai jika kualitas air sesuai dengan standar budidaya, sebaliknya kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan ikan stress sehingga nafsu makan ikan menurun dan menyebabkan pertumbuhan ikan akan terhambat.

Oleh karena itu, tujuan dari manajemen kualitas air dan aplikasi probiotik dalam kegiatan budidaya agar meningatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, meningkatkan sistem imun ikan, dan mencegah ikan dari terjangkitnya penyakit. Kultur probiotik yang dilakukan secara mandiri juga bertujuan untuk menekan biaya operasional budidaya.

 Dr Woro Hastuti mengatakan, "Probiotik dapat diperbanyak sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, sehingga dapat menekan biaya operasional. Probiotik yang diaplikasikan pada pakan ini juga berperan dalam penyerapan nutrisi bagi ikan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun