Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Terdesak: Keluar Ide Baru

26 Juni 2011   00:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:10 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keadaan terdesak kadang muncul ide baru yang sangat berguna. Dahulu mungkin saat kesulitan bahan bakar minyak dan gas, jepang dalam keadaan terdesak lalu muncul ide menggunakan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik.  Sekarang ini jepang juga sedang pusing harus mencari solusi pengganti PLTN yang tersebar di beberapa tempat di negrinya. Semoga saja nanti muncul ide baru. Akibat tsunami yang terjadi tanggal 11 maret 2011, banyak sekali puing-puing rumah, bangunan dan benda-benda lain seperti mobil dan barang rumah tangga. Mengandalkan tenaga relawan sangatlah lambat untuk pembersihannya karena sebagian besar relawan hanya datang hari sabtu dan minggu.  Tenaga dari pasukan beladiri juga sangat terbatas. Dalam keadaan sangat terdesak ini pemerintah jepang akhirnya memutuskan pembersihan puing sebagai suatu pekerjaan yang digaji.  Menjadi suatu ide bagus karena pekerjaan ini diberikan kepada anak-anak muda yang tinggal di rumah sementara karena mereka hilang ditelan tsunami.  Di satu sisi memberikan solusi yaitu memberikan pekerjaan kepada yang kehilangan pekerjaan, disisi lain mempercepat proses pemulihan.  Diharapkan setelah kondisi pulih maka lapangan pekerjaan akan menjadi terbuka lagi. Keterbatasan atau keterdesakan banyak kita jumpai, misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan tempat, keterbatasan dana, keterbatasan jumlah tenaga dan lain lain.  Dalam semua keterbatasan itu, dengan tetapi dingin dihadapi akan muncul suatu pemecahan yang kadang sangat berguna, meski diperlukan suatu usaha berpikir dan usaha keras ke arah pengatasan akan masalah itu. Jepang dikenal sebagai negara yang sempit, apa lagi didaerah perkotaan, jalan2nya cukup sempit sementara pemukiman tambah banyak.  Setelah cukup lama tinggal di jepang ( tokyo ), saya mengetahui bahwa banyak orang tinggal di rumah sewaan.  Alasan yang sangat masuk akal adalah sering terjadi pindah tempat kerja ( dipindah oleh perusahaan ) dan juga alasan ekonomi yaitu sangat mahal untuk punya rumah sendiri di perkotaan.  Keadaan ini membuat situasi sering terjadi orang pindah temat tinggal.  Saya sendiri selama tinggal di jepang sudah 4 kali pindah.  Oleh karena itu di jepang banyak sekali perusahaan yang melayani pengangkutan barang saat pindahan.  Dengan keterbatasan sempitnya jalan serta dalam waktu singkat bisa memasukan barang2 pindahan ke dalam truk pengangkut, maka sebuah truk di design seperti gambar dibawah ini. Truk besar dan panjang, bukaan pintu dibuat di samping dan pintu terbuka ke atas.  Suatu ide yang bagus dan baru yang lahir dari keterbatasan/keterdesakan : barang gampang/cepat dimasukan dan bukaan pintu tidak menutup jalan yang sempit, sehingga kendaraan lain masih bisa lewat. [caption id="attachment_118874" align="alignnone" width="640" caption="Truk pengankut barang dengan bukaan samping ke atas"][/caption] Di Indonesia yang terjadi akhir2 ini adalah masalah buruh atau tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri dalam hal ini pekerja pembantu rumah tangga yang dikirim ke Arab.  Sebetulnya kedua negara saling membutuhkan, sehingga kalau memang selama ini tidak ada jaminan yang jelas akan keselamatan buruh yang dikirim, sebaiknya memang "dihentikan".  Banyak yang protes juga bila pengiriman "dihentikan", sempat muncul juga dari persatuan perempuan/wanita.  Mereka beralasan akan tidak adanya lapangan kerja sehingga banyak orang pergi ke Arab untuk mencari pekerjaan. Memang terhadap suatu perubahan, orang  dimanapun juga di negara manapun juga,  tidak mudah untuk bisa langsung menerima.  Mungkin saja setelah "dihentikan" pengiriman TKW ke Arab itu kemudian akan muncul pembicaraan antar kedua negara untuk mengatasi masalah bersama2, jadi bukan satu pihak saja yang teriak2 sementara pihak yang lain tidak tahu sama sekali.  Diharapkan dengan "dihentikan" ini betul2 akan terjadi perubahan ke arah perbaikan.  Jadi boleh dikatakan penghentian sementara.  Sebaiknya segera dilakukan penghentian , menurut pendapat saya.  Dalam masa penantian ke arah perbaikan itu, mungkin saja banyak muncul ide baru untuk membuka lapangan kerja bagi mereka,  semoga.  Pada intinya saya mengajak untuk tidak takut akan penghentian itu. Akhir2 ini pengiriman tenaga perawat dari Indonesia ke jepang juga semakin banyak, meski pada awalnya susah sekali untuk bisa tembus, tetapi pelan tapi pasti semakin banyak yang bisa lolos seleksi. Dengan semakin meningkat kepercayaan negara Jepang akan tenagan orang Indonesia, maka mungkin saja lapangan kerja lain juga bisa dibuka. Jadi langkah penghentian buruh ke Arab bukan suatu "aksinekat" , tapi merupakan "aksi cerdik" yang segera kita lakukan. Salam jangan takut akan perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun