Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Catatan

PTA dan Narkoba

30 Januari 2012   06:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:17 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin sudah banyak diantara para kompasianer yang tahu tentang PTA.  PTA adalah sebuah singkatan dari kosa kata bahasa Inggris : "Parent and Teacher Association".  Di Jepang dari sekolah SD sampai SMA, orang tua murid wajib untuk menjadi anggota PTA ini.  Biasanya setiap kelas harus memilih 3 orang orangtua murid sebagai pengurus PTA ini.  Jadi prakteknya, wakil2 dari kelas ini berkumpul bersama dengan pihak sekolah untuk membuat kegiatan bersama yang mendukung pendidikan anak di sekolah. Dari pihak sekolah ditunjuk beberapa guru sebagai wakil untuk kegiatan PTA ini. Sesuai dengan namanya PTA maka kegiatan ini dimotori oleh orang tua dan guru.  Maksud utama PTA adalah mengadakan kegiatan yang tidak diajarkan dalam kelas atau tidak ada dalam kurikulum resmi mata pelajaran. Ada dua jenis kegiatan yang sering dilakukan. Pertama, kegiatan yang melibatkan orang tua. Kegiatan ini terutama ditujukan agar orang tua juga semakin mengenal sekolah dimana anaknya belajar. Dengan demikian kalau terjadi apa2 tentang anaknya di sekolah, maka orang tua hendaknya tahu juga kemana dan bagaimana menghadapinya. Dari kegiatan antar orang tua ini, juga menjadi kesempatan untuk saling mengenal sesama orang tua. Dari pertemua antar orang tua ini diharapkan saling tukar informasi antar orang tua tentang pendidikan anak dan hal lain yang saling membantu. Kedua, kegiatan yang melibatkan murid atau siswa. Kegiatan ini yang mempersiapkan adalah PTA akan tetapi yang hadir dan tujuan untuk kegiatan adalah siswa.  Contohnya adalah ceramah dengan topik yang berguna bagi anak2. Temanya bisa olah raga, keamanan, bidang pekerjaan atau topik lain yang sesuai dengan umur dengan murid yang ada. Selain dihadiri oleh anak2, orang tua juga diundang untuk hadir. Contoh yang saya alami Waktu anak saya kelas 2 SMP, saya pernah datang dalam kegiatan ceramah di sekolahnya. Kebetulan temanya tentang "Obat2 Terlarang". Yang memberikan penerangan adalah pihak kepolisian. Ada beberapa petugas penerangan dari kepolisian yang hadir.  Yang cukup menarik adalah, cara penerangan bukan dengan hanya metode ceramah atau omong saja akan tetapi dengan menampilkan sebuah film. Pihak kepolisian mungkin sudah punya program khusus untuk penerangan di sekolah2.  Di hadapan anak2 diputar sebuah film pendek tentang anak yang tadinya tidak tahu narkoba, terus dibujuk oleh temannya dan akhirnya ketagihan tentang narkoba ini.  Dipaparkan dalam film itu bagaimana jenis narkoba membuat orang jadi "tergantung" dan bisa merusak fisik atau badan si anak itu dan bahkan bisa membuat meninggal.  Jadi dihadapan anak2 dipaparkan dengan jelas akibat buruk dari pemakaian narkoba. Selain itu ditunjukan jenis obat2 terlarang, bisa berupa rokok, obat bubuk, suntikan atau jenis yang ada. Dengan metoda ceramah dari pihak yang tahu benar tentang obat2 terlarang ini, maka selain anak2 , orang tua yang ikut dalam ceramah ini juga tahu lebih banyak. Soal penjelasan obat2 terlarang ini kita tidak bisa menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah.  Pihak kepolisian yang punya bukti banyak tentang jenis dan akibatnya bisa memberikan penjelasan ke sekolah2. Jadi perlu kerjasama pihak sekolah yang dibantu orang tua (PTA) untuk mengundang pihak kepolisian memberikan penjelasan tentang narkoba ini.  Dari pihak kepolisian sendiri juga sudah siap dengan materi dan cara2 penjelasan yang gampang ditangkap oleh anak2.  Dengan datangnya polisi ini akan menimbulkan efek positip untuk anak2 dan polisi, karena polisi akan dikenal anak2 sebagai pelindung dan bukan pihak yang ditakuti.  Jadi untuk menghimbau agar anak tidak menggunakan obat terlarang memang sebaiknya bukan hanya dengan tulisan saja, akan tetapi juga suatu tindakan yaitu datang ke sekolah2 dan memberikan penjelasan. Mungkin ini sedikit menjawab apa yang digambar oleh romokoko dalam kartunnya di http://romokoko.com dengan tema : "tidak cukup" dan dituliskan secara detail dalam gambar bawah ini : Orang tua juga jangan lepas tangan ke pihak sekolah, akan tetapi mau sedikit terlibat di sekolah dan bersama2 mengadakan kegiatan ceramah ini. Kegiatan ceramah diadakan bukan saat ada kecelakaan saja, akan tetapi selalu diadakan tiap tahun. Salam dan semoga bisa terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun