Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Percayakah dengan yang Sederhana?

27 September 2011   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:34 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak meletuskan PLTN di Fukushima memang radiasi menyebar di sekitar PLTN dan juga dibeberapa daerah sekitarnya karena terbawa angin dan hujan.  Susu, sayuran dan makanan lain produksi Fukushima memang sudah dilarang,  akan tetapi dengan minimnya pengetahuan akan radiasi membuat ibu2 Jepang tambah "pusing"  terutama waku belanja makanan atau minuman di toko atau supermarket. Penduduk di sekitar daerah Fukushima oleh pemerintah di support dengan alat pendeteksi radiasi, sehingga mereka bisa mengetahui tingkat radiasi.  Bahkan anak2 sekolah SD yang baru saja melakukan "pesta olah raga" ( undokai ) di lapangan luar sekolah atau di dalam ruangan mereka memakai kalung pendeteksi radiasi.  Namun demikian penduduk yang jauh dari Fukushima, sama sekali tidak tahu apakah yang akan dimakan itu mengandung radiasi.  Demikian juga sebagian besar penduduk di Tokyo yang berjarak sekitar 250km dari Fukushima juga ikut tidak tenang. Sebetulnya sejauh bahan makanan itu dijual di toko atau supermarket maka jenis makanan itu masih aman dari radiasi. Beberapa unsur kimia yang bahaya jika masuk terlalu banyak dalam tubuh manusia  adalah Yudium-131, Cesium-134 dan Cesium-137. Yudium-131 ini cepat waktu paruhnya yaitu 8 hari, sehingga bahan kimia ini cepat hilang dan tidak terdeteksi lagi.  Sedangkan Cesium ini yang lebih merepotkan karena waktu paruhnya cukup lama, Cesium-134 waktu paruhnya 2 tahun dan Cesium-137 waktu paruhnya 30 tahun. Seorang dosen dari Nihon University yang bernama Kunizaku Noguchi, yang di kenal juga sebagai ahli dalam bidang penangkalan radiasi, untuk membuat tenang warga di Jepang menuliskan sebuah buku tentang "Cara2 untuk melindungi keluarga dari kontaminasi radiasi" ( Judul aslinya: Hoshano Osen kara Kazoku wo Mamoru Tabekata no Anzen ).  Buku ini baru diterbitkan bulan Juli 2011 yang lalu.  Selain menuliskan bahwa sampai saat ini semua makanan dalam tingkat aman ( termasuk yang berasal dari Fukushima ),  K. Noguchi memberikan tips atau cara2 untuk mengurangi tingkat radiasi untuk beberapa jenis makanan. Meskipun tidak tercemar atau dalam batas aman, sayuran yang dipotong kecil2 dan dicuci dengan air akan mengurangi kandungan cesium di dalamnya.  Untuk jenis sayuran yang tidak direbus, yang digunakan untuk salad, daun paling luar sebaiknya di buang dan yang lainnya di cuci dengan bersih.  Data yang diperoleh dari penelitian di Chernobyl menunjukkan bahwa pencucian dengan air bersih bisa mengurangi separoh kandungan Cesium-134 dan mengurangi  dua pertiga dari Cesium-137.  Merebus dan memberikan garam di sayuran juga bisa mengurangi kadar cesium ini. Untuk jenis daging, daging yang dibakar matang lebih beresiko rendah dibandingkan dengan yang direbus setengah matang.  Daging yang direbus dengan matang juga akan mengurangi separoh kandungan cesium, dan air rebusan sebaiknya dibuang. Untuk ikan dan jenis makanan laut lain, kemungkinan mengandung bahan lain yaitu yang disebut Strontium-90.  Ikan juga sebaiknya dicuci sebelum dimasak atau dimakan. Merebus ikan akan menghilangkan kandungan Cesium-137. Hindarkan makan tulang ikan, karena ada kemungkinan mengandung Strontium-90.  Beberapa minggu yang lalu saya sempat ke warung sushi,  ternyata suasana tidak berubah,  artinya banyak orang makan ikan mentah.  Dengan demikian di daerah Tokyo,  sebagian besar memang tidak terlalu takut dengan ancaman radiasi di makanan.  Seperti dikatakan juga oleh K. Noguchi, beberapa tips yang dituliskan dia bukan sesuatu yang HARUS dilakukan, tetapi tips ini bisa mengurangi bila merasa tidak aman atau merasa was was. Begitu juga untuk beras, sama dengan jenis makanan lain, mencuci dengan air bersih bisa mengurangi kadar cesium di dalamnya.  Untuk makanan yang terbuat dari gandum, warga jepang tidak perlu kawatir karena sebagian besar gandum di import dari luar jepang. Informasi ini sebetulnya untuk kalangan ibu2 atau siapa saja yang tinggal  di Jepang,  yaitu yang tinggal jauh dari Fukushima masih dalam keadaan aman jenis makanannya. Tetapi mungkin baik juga untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat umum di Indonesia.   Kalau membaca tulisan tips dari ahli ini, tampaknya kebiasaan mencuci sayur atau beras sebelum di masak sudah dilakukan oleh semua orang,  termasuk juga di Indonesia. Menjadi pertanyaan : adakah gunanya tips2 yang diberikan ?  Ya, minimal membuat rasa aman dan yakin bahwa kadar radiasi tidak tinggi dan tindakan mencuci bahan makanan itu memang perlu dalam kondisi apapun. Beberapa orang asing yang tinggal di Jepang,  di antara mereka juga mungkin ragu karena nasehat atau tipsnya  sangat sederhana yaitu hanya mencuci dengan air bersih.  Kalau emang dari hasil penelitian sebelumnya, maka menurut saya layak dipercaya. Sumber dari berbagai tulisan di JapanTimes ( www.japantimes.co.jp ) Gambar Sayuran dari Google : [caption id="attachment_137755" align="aligncenter" width="500" caption="Sayuran yang dicuci "][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun