Dalam kehidupan sehari2 ini ada kebutuhan yang berulang seperti kebutuhan makan dan minum.  Kebutuhan pangkas rambut juga berulang,  setidaknya satu bulan atau dua bulan sekali ada orang pergi ke salon atau tukang potong rambut. Jenis usaha kebutuhan berulang ini,  pelanggannya disebut "repeater" atau pelanggan yang bisa datang berkali-kali tergantung pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu sedapat mungkin pelayanan atau service ke pelanggan dibuat sebaik  mungkin. Tak jarang di sebuah salon, pegawai potong rambut mengantar tamu sampai ke ujung pintu keluar salon,  pintunyapun dibukakan.  Sebuah sikap yang membuat orang senang dan membuatnya akan kembali lagi. Di Indonesia sebuah pelayanan di tempat potong rambut, bahkan ada yang bisa sambil makan atau minum. Tergantung orangnya, bisa senang atau mungkin justru tidak senang dengan sambil makan atau minum ini. Di  Jepang tidak ada pelayanan makan dan minum di tempat potong rambut, karena tidak menjamin kesehatan yang dimakan ( bisa saja potongan rambut kecil masuk dalam minuman atau makanan ). Suatu pelayanan yang umum di tempat potong rambut adalah bacaan umum atau buku/majalah tentang model rambut. Jadi sambil menunggu atau selama di potong rambutnya bisa baca sesuatu. Jenis penyediaan bacaan ini juga sudah menjadi umum di tempat potong rambut di Jepang. Banyak orang bilang di Jepang itu biaya hidup cukup mahal, ya ada benarnya untuk beberapa tapi untuk kasus tertentu tergantung gaya hidup orangnya ( istilah lainnya tergantung lifestyle orang yang bersangkutan ).  Salah satu lifestyle atau cara hidup orang adalah menentukan dimana dia mau potong rambut.  Banyak salon atau tempat potong rambut,  harganyapun sangat bervariasi.  Sejauh saya amati untuk salon potong rambut dengan pelayanan cuci rambut sebelumnya serta permintaan model tertentu harganya mulai dari 3000 yen. Artinya paling murah 3000 yen ( jika dinilai 1Yen = 110 rupiah, maka Rp 330.000 ). Soal murah atau mahal itu sebetulnya relatif, dalam artian tergantung orangnya.  Bagi orang tertentu  harga 3000 yen untuk potong rambut adalah mahal.  Sering ada yang bilang satu kali potong rambut di Jepang, bisa untuk potong rambut di Indonesia selama satu tahun. Satu lagi pertimbangan orang memilih suatu tempat potong rambut adalah "kecepatan", artinya pelanggan tidak terlalu berpikir soal model dan bahkan tidak ada fasilitas cuci rambutpun mau. Artinya memang hanya jasa potong rambut yang dia inginkan.  Rambutnya terlalu panjang dan ingin dirapikan atau dipendekan saja. Tidak perlu memilih model. Kebutuhan potong rambut cepat dan tak perlu model ini biasanya adalah kaum pria, dan terutama bapak2.  Bapak yang tiap hari bekerja sedapat mungkin disela2 waktu pulang ke rumah bisa mampir sebentar ke tukang cukur, tidak perlu menunggu hari sabtu atau minggu.  Kebutuhan sejumlah pria ini ditangkap oleh pengusaha  dengan mendirikan beberapa kios potong rambut cepat dan murah, yaitu 1000 yen. [caption id="attachment_164612" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu tempat potong rambut murah, 10 menit 1000 yen ( foto : sapto nugroho )"][/caption] Karena prioritasnya adalah cepat, jenis tukang potong rambut cepat ini mendirikan tempat pelayanannya di dekat atau bahkan di dalam station kereta di Jepang.  Waktu pemotongan rambut hanya 10 sampai 15 menit untuk satu orang ( tidak termasuk waktu tunggu kalau pas banyak yang antri). Artinya sambil menunggu kereta, orang bisa potong rambut. Waktu 10 menit atau 15 menit, tentunya hanya potong rambut saja dan tidak ada cuci rambut.  Orang sudah tahu persis dengan jenis pelayanan ini, jadi sebelum potong rambut biasanya sehari sebelumnya cuci rambut dulu ( tahu diri dan membuat enak yang memotong rambut juga ).  Biasanya dalam satu tempat ini ada 3 atau 4 orang siap memotong rambut. Meski harga murah dibandingkan tempat lain, keramahan sangat tampak. Begitu datang langsung disambut dengan sapaan. Setelah membeli ticket 1000 yen, langsung pegawai yang siap memotong rambut membuka lemari di balik kaca dan menerima tas dan jaket atau barang lain yang dibawa oleh pelanggan. Setelah barang bawaan disimpan rapi, dipersilahkan duduk, ditanya juga mau potong yang bagaimana. Biasanya dijawab dibuat pendek atau dirapikan. Karena tidak  ada cuci rambut, maka rambut sedikit agak dibasahi dengan semprotan cairan.  Sebagai tanda bahwa betul2 bersih,  pemotong rambut mengatakan sisir yang dipakai ini baru dan boleh dibawa pulang kalau mau.  Jadi meski murah, tiap orang disediakan satu sisir, kalaupun tidak mau dibawa pulang sisir itu dibuang. Hal ini untuk menjamin bahwa tidak ada kotoran dari rambut orang lain lewat sisir yang dipakai. Setelah potong selesai pun,  pemotong mengambil kaca besar dan menunjukan hasilnya dan menanyakan bagaimana ke pelanggan. Boleh saja meminta lebih pendek atau hal lain bila memang tidak puas dengan hasil potongan.  Saat selesai potong, kembali tas dan jaket serta barang yang lain dikembalikan dengan sopan.  Saat memotong rambutpun kadang mengajak obrol, suatu tanda keramahan terhadap pelanggan. Ada satu lagi yang istimewa di tempat ini, yaitu memang tidak disediakan bahan bacaan akan tetapi di bawah kaca besar di depan kursi ada semacam TV yang menampilkan berita-berita aktual di hari itu.  Bukan dari internet, akan tetapi dari suatu kantor berita  terntentu. [caption id="attachment_164558" align="aligncenter" width="600" caption="Di depan tempat duduk disediakan layar semacam TV yang menampilkan berita2 di hari itu ( foto : sapto nugroho )"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H