Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kalau Mau Jumatan di Tokyo

1 Oktober 2016   08:38 Diperbarui: 1 Oktober 2016   09:56 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1, tampak depan| dokumentasi pribadi

Hari jumat yang lalu ( 23 September ), bagi saya merupakan hari istimewa sekali. Istimewa berarti sangat menyenangkan dan membuat bahagia. Sudah lebih dari 15 tahun saya tinggal di Tokyo saya belum pernah ke Mesjid. Kebetulan teman saya bersama istri dan anaknya, mereka bertiga mau jumatan di mesjid di Tokyo, yang tepatnya dekat dengan station kereta Yoyogi-Uehara.

Keramahan dan kelengkapan informasi pegawai kereta 

Mendegar rencana mereka mau ke mesjid, langsung saja saya bilang mau ikutan mereka. Karena tidak tahu arah menuju masjid saya minta mereka menunggu di station. Akan tetapi jam sudah menunjukan lebih dari jam 12 siang mereka duluan jalan ke Mesjid. Begitu saya turun dari kereta, mereka sudah tidak ada. Tadinya saya putuskan saya tunggu di station, saya coba tanya ke petugas station apakah mereka tahu "tempat sembayang orang Islam". Tidak saya duga mereka mengerti dan bahkan mereka sudah siap dengan selembar kertas kecil yang menggambarkan peta ke arah mesjid ini. Rupanya banyak orang berkunjung ke daerah ini dan bertujuan sama pergi ke mesjid ini.

Ternyata lokasi mesjid tidak jauh dari station, hanya butuh sekitar 4 menitan jalan kaki, tapi karena sambil mencari-cari baru setelah sekitar 10 menitan saya temukan mesjidnya. Pertama lihat bangunan masjid saya kagum sekali, sangat bagus. Setelah saya amati ternyata mesjid ini adalah mesjid yang dimiliki oleh orang Turki. Begitu banyak orang yang di depan masjid. Ada beberapa orang yang sedang berfoto bersama di depan mesjid. Begitu melihat orang berfoto bersama, saya langsung menawarkan mereka untuk saya ambilkan foto. E... kebetulan mereka orang Indonesia, aneh juga.

Keramahan petugas mesjid dan bahasa Indonesia

Teman saya menghubungi saya untuk tunggu di mesjid saja karena ada ruang tunggu. Senang sekali, karena keikutsertaan saya tidak menganggu mereka. Ternyata sholat jumat dimulai jam 12:45 siang.  Di lantai satu saya melihat juga ada meja besar dimana diatasnya sudah disediakan makanan siang. Karena pertam kali ke mesjid ini saya nggak ngerti untuk siapa makanan ini, mungkin ada acara khusus di ruangan sebelah di lantai satu dan konsumsinya untuk mereka.

Saat sholat jumat mulai, teman saya naik ke lantai dua untuk sholat. Istrinya menunggu di ruang tunggu di lantai satu. Ada juga disediakan minuman di lantai satu ini. Saya sempat ambil minum. Teman saya ini orang Indonesia, asli jawa barat, istrinya orang Prancis dan mengikuti agama suami dan memakai hijab. Karena sudah 20 tahun lebih tinggal di Indonesia dia sudah fasih berbahasa Indonesia.

Di ruang tunggu duduk beberapa ibu, ada seorang ibu yang diujung tempat duduk senyam senyum, sepertinya tahu bahasa Indonesia. Saya beranikan tanya, ternyata benar dari Indonesia. Ibu ini antar anak laki-lakinya sholat jumat, setelah obrol lama ibu ini baru bilang bahwa dirinya bukan orang Indonesia, tetapi orang jepang yang sudah lama tinggal di Indonesia. Dia bilang sudah 30 tahun tinggal di Indonesia, waktu saya lihat wajahnya sudah seperti orang Indonesia, kalau dia nggak omong bahwa dia orang jepang saya juga nggak ngerti.

Saya berhadapan dengan dua orang ibu, satu dari Perancis dan satu dari Jepang tetapi mereka bisa bahasa Indonesia, ajaib. Mereka tidak saling kenal, lalu saya ajak ibu Jepang ini kenalan dengan istri teman saya yang dari Perancis. Lalu mereka mulai obrol dengan "bahasa yang mereka berdua mengerti yaitu bahasa Indonesia".  Saya sempat tanya ke mereka berdua dan mereka mengiyakan bahwa bahasa Indonesia mudah.

Waktu saya berdiri di ruang tunggu, ada seorang ibu jepang dengan menggendong anak di depannya, memakai hijab, menyapa saya dengan bahasa Inggris dan mempersilahkan saya naik ke atas untuk sholat jumat. Saya merasakan keramahan dan kepedulian dia kepada orang yang datang. Saya hanya menduga, mungkin dia salah satu pengurus masjid ini. Saya jawab bahwa saya hanya mengantar teman saya. Di ruang tunggu ada seorang laki2 juga yang nggak ikut sholat, dia juga mengantarkan temannya sholat jumat, dan dia juga orang Indonesia.

Keramahan suasana, tidak dibatasi tempat dan keyakinan kita 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun