Cara mengenal suatu bangsa bisa dengan berbagai cara. Ada yang melalui olah raga, ada yang melalui tarian atau lagu. Satu lagi adalah melalui “bahan pelajaran yang diajarkan di sekolah”. Awal bulan Mei 2011, saya berkesempatan pergi untuk ikut meramaikan hari anak2 di Jepang yang tepatnya jatuh tanggal 5 Mei. Hari anak2 ( anak laki2 ) di rayakan dengan memasang semacam bendera yang berbentuk ikan hias, mereka menyebutnya "Koi Nobori". Merayakan hari anak2 adalah hal yang sangat biasa dan anak2 juga senang. Penduduk yang kehilangan tempat tinggal saat gempa dan tsunami cukup banyak, sehingga mereka sekarang harus tinggal di rumah sementara. Termasuk anak2 mereka juga tinggal bersama orang tuanya di rumah2 itu. Dalam keadaan seperti itu, penghuni rumah sementara sangatlah kecil kemungkinannya untuk mengadakan perayaan hari anak2. Dalam situasi ini maka "group relawan" memberikan waktu dan dukungan untuk penyelenggaraannya. Kegiatan relawan memang tidak terbatas pada bantuan fisik atau bantuan penyediaan bahan makanan, akan tetapi juga bisa berupa dukungan untuk kegiatan kemasyarakatan seperti halnya "menyelenggarakan perayaan atau festival". Kegiatan perayaan hari anak2 ini sifatnya suka rela, artinya siapa saja boleh ikut. Target dari relawan adalah memang memberikan pelayanan siapa yang mau, tidak tergantung jumlah yang ikut serta di dalamnya. Karena hari anak2, maka kegiatan yang dilakukan adalah menyediakan aneka mainan anak2. Selain menyediakan mainan, relawan yang ikut mengajak main anak2. Kebetulan dari group relawan ada 2 orang guru taman kanak2, sehingga mereka cukup berperan dalam kegiatan ini. [caption id="attachment_193238" align="alignnone" width="500" caption="Relawan mengajak main anak2 di daerah Jepang Utara ( foto pribadi : sapto nugroho )"][/caption] Saya sendiri hanya bisa bermain dengan mengajak mereka bermain "janken", permainan semacam "Ping Suit" kalau di Indonesia. Seperti Ping Suit di Indonesia, ada tiga pilihan : Batu, Gunting dan Kertas. Batu ditunjukan dengan tangan yang mengepal, Kertas ditunjunkan dengan telapak tangan yang terbuka, Gunting ditunjukkan dengan jari tengah dan telunjuk yang membuat bentuk seperti gunting. Batu menang terhadap Gunting, Gunting menang terhadap Kertas, dan Kertas menang terhadap Batu. Di sela2 bermain "Janken", saya bilang kepada dua anak di depan saya : "Mau nggak saya ajari jankeng ala Indonesia". Yang saya heran mereka menjawab : "Sudah tahu". Masih terheran-heran, saya tanya dari mana tahu. Rupanya di buku pelajaran sekolah dasar, kelas satu, membahas aneka permainan di seluruh dunia. Ping Suit ala Indonesia, termasuk yang ditulis dalam buku pelajaran itu. Kalau dulu tahun 1990, saat pertama kali di Jepang, banyak orang Jepang tidak tahu Indonesia. Mereka tahu pulau Bali, tetapi tidak tahu Indonesia. Sekarang ini anak2 SD di Jepang sudah mengenal negara yang bernama Indonesia. Di kenalnya Indonesia diantara anak2 SD di Jepang rupanya tidak hanya dari buku pelajaran, kadang ada sekolah dasar yang mengundang beberapa orang asing untuk datang ke sekolah dan diminta menceritakan negara asalnya. Kebetulan istri saya pernah diminta acara ini dengan suka rela. Kalau ada orang asing di sekitar sekolah dasar di Indonesia, maka bisa juga mereka di undang ke sekolah. Anak2 sejak kecil sudah akan mengalami komunikasi langsung dengan orang asing. Demikian sedikit cerita tentang aneka kegiatan yang dilakukan oleh group relawan Jepang serta tidak sengaja saya menemukan kenyataan bahwa anak2 SD di Jepang sekarang ini tahu Indonesia dari permainan. Group relawan Jepang ini bernama YappesiTouhoku ( http://yappesitouhoku.info ) [caption id="attachment_193241" align="aligncenter" width="500" caption="Salah satu buku pelajaran SD kelas satu, tentang permainan ( foto : amazone.co.jp )"]
