Masyarakat umum menyebutnya "hitam" karena sebetulnya perbuatan itu "tidak terpuji" atau seharusnya tidak boleh dilakukan. Semua orang pasti tidak suka kalau bertemu dengan seseorang yang selalu membicarakan kekurangan atau kesalahan orang lain. Pasti akan timbul reaksi " siapakah orang ini dan maksudnya apa kok senangnya menyebarluaskan berita kejelekan orang lain". Tidak lama lagi mungkin orang ini akan dijauhi banyak orang lain. Orang yang suka suka "menjelekan orang lain" pasti juga akan tidak mendapat teman, apalagi yang diomongkan itu sesuatu yang tidak benar.
Prilaku yang kurang terpuji ini rupanya bisa menjadi "prilaku sekelompok orang" yang bersatu dalam dengan ikatan sebagai pendukung salah satu calon presiden. Maksud mereka tentu adalah agar banyak orang yang belum menentukan pilihannya akan "TIDAK MEMILIH" orang yang diberitakan kejelekannya, tidak perduli benar apa tidaknya berita itu. Jadi diharapkan bukan memilih karena melihat kebaikan yang dipilih, akan tetapi memilih yang lain karena mengetahui kejelekan pilihan yang lain.
Kalau saya perhatikan, yang disebut kampanye "hitam" ada dua macam. Jenis pertama adalah menyebarluaskan "kekurangan" atau masalah yang dipunyai oleh calon. Jenis yang kedua adalah menyebarluaskan "kebohongan" atau informasi yang tidak benar tentang salah satu calon.
Kampanye "hitam" jenis pertama, memang seharusnya juga tidak usah dilakukan. Lebih bagus menyebarluaskan kebaikan dari calon yang dipilih, sehingga banyak orang akan memilih karena melihat kebaikan bukan karena melihat "kejelekan" orang lain. Setiap orang tentu saja punya kekurangan.
Kampanye "hitam" jenis yang kedua, yaitu menyebarkan "kebohongan" sangatlah disayangkan. Tindakan ini selain sudah "menyalahi" aturan, juga bisa berakibat "sebaliknya". Kampanye hitam ini bisa dinilai "sangat keterlaluan", atau orang bisa menyebutnya "keji".
Sebagai sesama manusia, orang yang punya perasaan halus dan tidak lekas tersinggungpun akan "meledak" dan membela orang yang dijelek-jelekan apalagi dikabarkan dengan informasi yang tidak benar. Mereka yang disebut "pemilih mengambang" atau "swing voter"Â justru akan jelas-jelas memilih ke calon yang dijelek2kan dengan informasi yang salah. Inilah yang saya katakan "akibat sebaliknya" dari kampanye hitam yang keji.
Yang saya tuliskan ini bukanlah hanya wacana, akan tetapi memang terjadi di sekeliling saya. Banyak teman2 saya yang dulunya memang sama sekali tidak mau ikut2an dalam kegiatan pilpres, kali ini justru sangat tergerak untuk membela. Dalam tulisannya, teman saya ini menuturkan sebagai berikut :
"Wahai para pendukung Jokowi, ayo kita bersatu dimanapun kalian berada, dari semua arah mata angin, memerangi fitnah dan kampanye hitam, memerangi kebencian dan cacian, mendengungkan suara kebaikan dan kedamaian. Selama kita memegang prinsip tersebut, kita tidak bakal kehilangan sahabat-sahabat SEJATI hanya karena alasan mendukung Jokowi".
Rupanya tidak berhenti dalam kalimat dan status, akan tetapi teman saya ini bersama rekan2 lainnya mewujudkan dalam kegiatan mengadakan "Deklarasi Mendukung Jokowi". Disela-sela kesibukan kegiatan teman2 yang tinggal di Tokyo, akhirnya bisa hadir banyaj orang di Shibuya untuk menyatakan dukungan. Mereka yang tidak hadir bisa menuliskan dukungannya lewat internet. Hari ini, tanggal 21 Juni, bertepatan dengan hut Jokowi diadakan deklarasi "Dari Jepang untuk Jokowi" di beberapa tempat.
Ada dua hal yang menarik yang patut kita perhatikan. Pertama kelompok pendukung ini melihat sisi positip dari Jokowi, dan sama sekali tidak melihat keburukan lawannya. Jadi mereka sendiri sangat tidak senang dengan cara2 kampanye hitam. Kegiatan ini tidak berhenti, akan tetapi diteruskan hingga mendapatkan jumlah pendukung 1000 orang. Mereka yang tinggal di Jepang bisa ikut mendukung dengan membuka link atau url ini dan mengisikan datanya :
https://japan4jokowi.wufoo.com/forms/kami-di-jepang-untuk-jokowi
Hal menarik yang kedua adalah dibuat juga kegiatan "simbol" dukungan ini yaitu dengan mengumpulkan uang SATU YEN dari pendukungnya. Dengan mengetahui jumlah yang terkumpul maka sekaligus bisa mengetahui jumlah pendukung yang ada, sangat kreatif sekali dan mencerminkan sifat Jokowi yang sederhana. Selain di Tokyo, Deklarasi juga dibuat di Osaka dan Tochigi. Dan yang membuat menarik lagi ada "Video Letter dari Jokowi", artinya Jokowi juga juga tahu ada kegiatan ini, sehingga semakin semangat karena didukung dari orang Indonesia yang tinggal di Jepang.