Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satu Bulan Lagi ....

6 Februari 2012   09:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang bulan Februari, bulan depan adalah bulan Maret. Bulan Maret tahun lalu, hampir seluruh perhatian dunia tertuju ke Jepang karena bencana gempa dan tsunami.  Bagaimana keadaan sekarang?  Karena begitu luasnya daerah yang kena bencana maka berita tentang perkembangan tiap daerah tidak bisa tersampaikan. Tanggal 28 Januari 2012, saya diajak dua teman saya ( orang Jepang ) untuk membantu salah satu kegiatan group relawan. Kami pergi ke daerah profinsi Miyagi, kota Ishinomaki.  Kami pergi ke daerah dimana dibangun rumah2 sementara untuk penduduk yang kehilangan tempat tinggal. Ada banyak daerah rumah sementara, kami pergi ke dearah yang bernama Kanan ( saya sempat cerita juga ke teman Jepang saya bahwa kata "kanan" itu juga bahasa Indonesia). Group relawan kali ini berkunjung ke rumah2 sementara untuk memberikan bantuan cuma berupa baju2 musim dingin ( termasuk pakaian dalam ), ada juga sepatu dan bahan pemanas yang disebut "yutampo".  Group relawan ini lewat website yang dibangun menghimpun bantuan itudan kemudian menyerahkannya langsung ke penduduk di rumah sementara. [caption id="attachment_168791" align="aligncenter" width="650" caption="Salah satu daerah rumah sementara di Kanan, Ishinomaki, Miyagi ( foto : sapto nugroho )"][/caption] Kota Ishinomaki, daerah Kanan, kurang lebih berjarak 400km dari kota Tokyo. Waktu itu kami bertiga dengan mobil berangkat dari Tokyo di malam hari.  Ishinomaki, profinsi Miyagi dengan ibukota Sendai,  termasuk daerah Jepang utara sehingga udaranya lebih dingin daripada Tokyo.  Suhu diluar waktu di perjalanan minus 7 derajat Celcius,  air pembersih kaca mobil depan sempat membeku. Waktu berhenti di pom bensin, kemudian diisi dengan air panas. Rupanya pom bensin juga sudah siap dengan air panas ini. Masih belum jelas Tugas kali ini tidaklah berat, hanya membawa barang2 yang terkumpul ke rumah2 sementara. Menyiapkan barang2 itu tertata rapi, kemudian mengundang siapa yang berkenan untuk datang. Memang tidak semua penghuni datang, karena memang kami tanpa pemberitahuan sebelumnya. [caption id="attachment_168796" align="alignleft" width="300" caption="Bantuan yang terkumpul siap dibagikan untuk penghuni yang berkenan ( foto : sapto nugroho )"]

13285201311451698328
13285201311451698328
[/caption] [caption id="attachment_168793" align="alignleft" width="300" caption="Rumah sementara tampak depan dan belakang ( foto : sapto nugroho )"]
1328519741250792909
1328519741250792909
[/caption] Rumah tinggal sementara di bagi beberapa kelompok,  masing2 kelompok selain rumah tinggal juga dibangun satu ruangan umum ( semacam tempat berkumpul ). Di ruangan inilah kami mengatur barang2 yang mau dibagikan atau boleh diambil oleh penghuni dengan bebas. Selain itu kami juga menyediakan kopi dan teh anget, sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan penduduk di situ. Dalam melayani penyediaan barang2 ini, sifatnya hanya menunggu dan melayani bila ada pertanyaan atau pesanan barang yang dibutuhkan.  Mereka sendiri bebas memilih sambil obrol sesama penghuni.  Saya sendiri sangat terkesan waktu beberapa ibu yang sudah agak tua tertawa bersama waktu memilih baju, mungkin waktu dicoba bajunya ada yang tampak lucu.  Ada juga beberapa anak kecil datang bersama orang tuanya. Kebetulan ada beberapa baju untuk anak kecil dan juga ada sepatu untuk anak kecil. Menurut pengamatan saya, secara ekonomi untuk kehidupan sehari-hari mereka tidaklah terlalu kesusahan artinya bisa makan dan minum. Akan tetapi tentu saja karena tinggal di rumah sementara maka tidaklah "seenak" tinggal di rumah sendiri.  Apalagi waktu itu sumber air ledeng tidak jalan, maka mereka sangat repot untuk masak ,mandi dan lain2.  Kalau di Indonesia ada sumur, tapi justru di daerah ini tidak ada. Ada dua persoalan besar yang ada dan belum jelas solusinya untuk penghuni. Pertama, penghuni yang dulu rumahnya dibangun dengan pinjaman. Kalau mau membangun kembali rumah, apakah harus pinjam lagi.  Jadi bisa terjadi yang disebut "double loan".  Penghuni yang punya persoalan semacam ini masih menunggu kebijakan pemerintah tentang bantuan yang mungkin diterima. Persoalan kedua adalah, beberapa penghuni rumah sementara tidak bisa mulai membangun rumahnya kembali karena tanahnya sekarang sudah tidak bisa lagi dibangun ( atau tidak diperbolehkan dibangun oleh pemerintah ).  Jadi selama tinggal di rumah sementara ini mereka menunggu keputusan pemerintah. Rumah tinggal sementara secara aturan boleh ditempati selama 2 tahun. Berdasarkan pengalaman waktu gempa di Kobe ( Januari 1996 ), rumah sementara terpaksa ditempati selama 5 tahun karena rumah baru belum siap. [caption id="attachment_168792" align="alignleft" width="300" caption="Beberapa ibu2 tertawa bersama ( foto : sapto nugroho )"]
13285196721040835652
13285196721040835652
[/caption] Indonesia terwakili Daerah Jepang utara memang sangat dingin,  tidak heran jika rumah sementara juga dilengkapi dengan alat pemanas. Akan tetapi dinding rumah mungkin tipis, jadi dalam rumah juga masih terasa dingin karena memang udaranya cukup dingin ( sering dibawah nol derajat celcius ).  Untuk ukuran orang Indonesia, mungkin rumah sementara ( yang bentuknya seperti rumah kotak ) ini sudah cukup bagus.  Di tiap ruang bersama dilengkapi dapur dan juga ada pesawat TV.  Mungkin tidak semua rumah punya TV jadi disediakan juga TV bersama.  Saya sempat lihat TV itu dan tertulis : "From the people around the world through Red Cross" . Jadi dengan tulisan ini rakyat Indonesia yang mengirimkan bantuan lewat lembaga palang merah "terwakili" dengan tulisan ini. Jadi bantuan yang diberikan salah satu bentuknya adalah pesawat TV. [caption id="attachment_168794" align="alignleft" width="300" caption="Bantuan dari seluruh dunia , termasuk Indonesia ( foto : sapto nugroho )"]
13285198082062013158
13285198082062013158
[/caption] Ini adalah cerita dari sebagian kecil suasana di tempat tinggal sementara. Ada juga tempat tinggal sementara yang letaknya di dekat kota Tokyo, semoga lain kali saya dapat kesempatan untuk bisa membantu dan bisa cerita tentang suasana yang ada. Jadi setelah satu tahun belum bisa dikatakan "pulih" untuk yang terkena bencana, akan tetapi suasana gembira dan semangat untuk bangkit kembali sudah tumbuh sedikit demi sedikit. Mungkin di Indonesia sendiri, di daerah yang kena bencana tsunami atau gunung meletus juga belum sepenuhnya pulih yang berarti masih perlu bantuan, semoga pemerintah Indonesia atau kita semua tidak lupa. Semoga para wartawan profesional atau wartawan warga selalu memberikan informasi kondisi para korban bencana yang ada di negeri kita. Berikut foto ini saya ambil untuk memberi gambaran bahwa daerah Jepang utara sangat dingin,  kami sempat lewat sebuah sungai, dan air sungai dalam keadaan beku seperti gambar dibawah ini : [caption id="attachment_168795" align="aligncenter" width="650" caption="Air sungai yang beku di salah satu daerah Ishinomaki ( foto : sapto nugroho )"]
1328520030210996768
1328520030210996768
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun