Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yang Tidak Tergantikan Bila Bekerja di Luar Negeri

8 Desember 2011   14:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40 3836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_154604" align="aligncenter" width="600" caption="Sky Tree tampak dari Asakusa, tahun depan jadi simbol baru kota Tokyo"][/caption] Menyebut kata kerja di luar negri sebetulnya sangat luas. Banyak sekali jenis yang ada, dan tiap2 jenis tentu punya pengalama dan perasaan berbeda.  Secara garis besar kerja di luar negri dapat dibedakan : 1. Kerja di Kedutaan Besar atau Konsulat Indonesia ( kerja sementara ) 2. Kerja di perusahaan multinasional dan ditugaskan kerja di luar Indonesia ( sementara ) 3. Kerja di perusahaan joint venture Indonesia dan negara lain, dan di tempatkan di negara lain ( sementara ) 4. Kerja di anak perusahaan yang berada di luar negri ( kantor pusat ada di Indonesia ) 5. Kerja sebagai pegawai lokal perusahaan yang berada di luar negri ( tidak ada kaitannya dengan Indonesia ) Jenis pekerjaan yang ke 5 itu biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang sekolah di luar negri, dan setelah lulus lalu bekerja di negara dimana dia sekolah.  Jenis pekerjaan ke 5 bisa juga terjadi dari orang2 yang pernah mengalami jenis pekerjaan 1,2,3,4 kemudian berhenti dari perusahaan dimana dia dikirim, lalu langsung melamar sebagai karyawan local di negara dimana dia pernah ditempatkan. Saya sendiri termasuk yang mulai dengan jenis no.3 dan kemudian berubah menjadi jenis nomor 5.  Selain itu orang yang nikah dengan warga negara lain juga termasuk jenis pekerjaan yang nomor 5 itu. Keluarga dan Anak Kerja di luar negri belum tentu karena tidak senang di Indonesia, bisa saja karena tugas.  Bisa juga  terpaksa kerja di luar negri karena tidak mendapat pekerjaan di Indonesia ( seperti saya sendiri).  Alasan kerja di luar negri sangat mempengaruhi "cerita atau kesan" kerja di luar negri. Kerja di luar negri dengan tipe 1,2,3,4 segi tidak enaknya adalah tidak tahu berapa lama tinggal di negri orang. Oleh karena itu untuk yang berkeluarga harus berpikir panjang.  Kerja di luar negri bersama keluarga memang sangat bagus dan enak,  akan tetapi sekolah anak musti dipikirkan. Tidak jarang anak2 dimasukan ke sekolah internasional, dengan harapan seandainya pulang ke Indonesia sekolah anak tidak jadi masalah.  Problemnya adalah mahalnya sekolah internasional.  Bisa dimengerti bahwa sering orang yang bekerja di luar negri tidak mengajak keluarga dan anak karena masalah ini. Untuk orang yang tidak hanya kerja tapi tinggal di luar negri,  maka dari awal sudah harus memutuskan soal  sekolah anak . Selain biaya mahal,  untuk masuk sekolah internasional juga ada persyaratan minimal 2 tahun tinggal di negara yang berbahasa Inggris. Budaya dan aturan Yang jelas tinggal di luar negri, kita berada di negara orang lain.  Oleh karena itu kita harus menyesuaikan aturan yang ada di negara dimana kita tinggal. Aturan itu bisa aturan lalu lintas atau aturan dalam hidup bersama : soal belanja , soal buang sampah, soal bayar pajak dll. Kita tidak bisa berpikiran di Indonesia bisa tapi di sini kok tidak bisa.  Misalnya naik bis kota, kita harus naik dan turun di halte. Telat 1 menitpun tidak bisa naik, padahal di depan mata bis itu lewat dan supir bisnyapun lihat kita, kita "terpaksa" menunggu bis berikutnya. Banyak yang dulunya merasa terpaksa, karena sudah lama tinggal maka tidak merasa terpaksa lagi tapi sudah menjadi prilaku yang sadar dan menerima bahwa harus begitu.  Mau makan di restoranpun kadang harus antri panjang, dan orang yang antri pun tidak ada yang merasa terpaksa. Kalau tidak mau menunggu lama ya datang lebih awal. Begitulah budaya orang Jepang, mereka sangat rajin antri.  Misalnya untuk pertunjukan di malam hari, mereka sudah antri pesan tempat dari pagi hari.  Ini terjadi di musim panas kalau ada kembang api.  Untuk mendapatkan tempat yang enak maka dari pagi2 sudah pasang tikar atau plastik tempat duduk.  Akhirnya saya juga ikutan pagi2 pesan tempat,  artinya mengikuti budaya orang dimana kita tinggal. Penghasilan dan biaya hidup Jumlah penghasilan ini juga tergantung jenis pekerjaan.  Ukuran penghasilan jangan dirupiahkan, akan tetapi dengan penghasilan yang didapat dihitung apakah bisa hidup.  Ukuran bisa hidup juga sangat relatif, tergantung cara hidup orang. Di Jepang juga ada yang disebut UMR per jam.  Untuk tenaga kerja lulusan SMA atau kerja sambilan, gaji perjam rata2 750 Yen ( ada juga yang lebih tinggi, tergantung daerahnya ).  Satu hari dihitung 8 jam kerja,  dan satu minggu di hitung 5 hari kerja.  Jadi dalam satu bulan seorang lulusan SMA bisa memperoleh penghasilan kotor sebesar 120.000 Yen ( seratus dua puluh ribu yen ). Sering orang bilang di Jepang itu biaya hidup sangat mahal.  Menurut saya mahal itu bukan jumlahnya tetapi perbandingan jumlah pendapatan dan jumlah pengeluaran.  Seperti yang saya katakan diatas, sejauh bisa hidup dengan penghasilan yang ada berarti tidak sangat mahal.  Bisa jadi biaya hidup di Jakarta itu lebih mahal kalau penghasilan kita sangat jauh dari kebutuhan hidup yang ada.  Jadi ukuran mahal jangan dirupiahkan.  Untuk lulusan sarjana baru, gaji pertama per bulannya sekitar 175.000  yen s/d 195.000 yen. Satu lagi yang penting, biaya hidup janganlah dirupiahkan atau di kurs ke rupiah. Kalau semua di kurs bisa jadi tidak makan dan jadi kurus. Di Jepang yang terasa mahal bagi saya adalah sewa rumah dan transport. ( catatan :  transport ke tempat kerja dibiayai perusahaan ).  Keperluan makan dan pakaian bisa diatur dan tergantung life style masing2 orang.  Harus pinter cari info toko2 yang melakukan obral atau diskon. Supaya krasan kerja di luar negri Semua orang pasti senang tinggal di rumah sendiri dari pada di rumah orang lain.  Begitu juga secara alami orang lebih senang kerja di negara sendiri dari pada di luar negri.  Yang betul2 kehilangan dan tidak terganti adalah kedekatan dengan orang tua, saudara2 kandung dan saudara2 lainnya, juga teman2.  Makanan juga merupakan sesuatu yang tidak bisa tergantikan dan selalu membuat rindu serta ingin pulang ke Indonesia. Rindu dengan makanan bisa diatasi dengan pergi ke restoran Indonesia, atau kumpul2 dengan masyarakat Indonesia dan masak2 bareng.  Pertemuan dengan sanak saudaralah  yang tak tergantikan.  Inilah yang membedakan kerja di luar negri yaitu sedapat mungkin mempunyai tabungan untuk pulang ke Indonesia.  Untuk yang masih punya orang tua,  dana pulang harus siap sedia karena kemungkinan orang tua sakit atau meninggal kita tidak tahu. Janganlah berpikir yang di Indonesia ada dan di luar negri tidak ada, tetapi lebih bagus menikmati yang ada di luar negri dan tidak ada di Indonesia.  Menikmati  pergantian musim,  menikmati acara2 TV yang khas dan bagus, menikmati fasilitas2 enak dan bagus yang ada.  Di jaman internet sekarang ini maka sebetulnya jauh lebih enak karena kita bisa juga melihat acara2 TV dan berita2 Indonesia secara cepat,  selain itu komunikasi tidak hanya suara tetapi juga bisa lewat gambar. Rekreasi juga sangat penting. Rekreasi bukan berarti harus pergi ke tempat jauh dan menginap, akan tetapi menikmati suasana menarik di sekitar tempat tinggal, yang penting rasa dan suasana rileks sehingga senang. Itulah sedikit cerita yang bisa saya bagikan,  seperti saya tulis di atas,  kesan dan cerita bisa berbeda tergantung jenis pekerjaannya. Tapi kalau di tanya enak tinggal dimana, jawab saya masih enak di Indonesia, asal saya ada kerjaan dan ada biaya hidup. Kami tinggal di Tokyo sudah lebih dari 10 tahun. [caption id="attachment_154605" align="aligncenter" width="600" caption="Rekreasi dan menikmati suasana dekat rumah "][/caption] [caption id="attachment_154607" align="aligncenter" width="600" caption="Menikmati yang ada dengan senang"][/caption] Sebagai tambahan saya tuliskan Tips yang mungkin berguna sebagai berikut : Tips Untuk Bekerja di Jepang Saya akan memberikan informasi atau tips untuk lulusan setingkat SMA dan lulusan sarjana baru dari perguruan tinggi di Indonesia. Untuk lulusan SMA. Bila prestasi bagus disekolah maka carilah beasiswa dan setelah lulus bisa langsung kerja di Jepang.  Jepang secara resmi tidak memberikan visa kerja untuk lulusan SMA Umum, tetapi Jepang memberikan ijin kerja magang selama tiga tahun. Kerja magang ini dibayar dengan jumlah yang sama dengan pekerja biasa.  Untuk dapat kerja magang di Jepang, harus melalui agent pengirim yang diakui oleh badan resmi Jepang yang disebut JITCO.  Pastikan bahwa agent itu terdaftar di JITCO.  Satu lagi yang penting adalah jangan bayar ke agent sebelum pasti berangkat ke Jepang ( untuk menghindari penipuan ).  Lulus dari SMA sangat susah untuk bisa mempunyai uang dana awal ke Jepang, oleh karena itu carilah agent pengirim yang mau memberikan pinjaman atau biaya awal dapat dicicil dari Jepang. Untuk lulusan Perguruan Tinggi. Jika jurusan di perguran tinggi sudah mengarah ke profesional seperti perhotelan, maka bisa melamar di berbagai hotel atau restoran di Jepang. Banyak restoran makanan Indonesia yang membutuhkan juru masak orang Indonesia.  Carilah perusahaan Jepang yang ada di Indonesia, maka ada kemungkinan di tempatkan di Jepang.  Jika ada modal cukup, cara yang mudah adalah sekolah bahasa di Jepang. Di Jepang banyak sekolah atau lembaga pendidikan khusus orang asing yang belajar bahasa Jepang.  Lembaga pendidikan ini yang menjamin visa masuk ke Jepang dengan status pelajar.  Selama satu tahun belajar bahasa ini bisa mencari pekerjaan. Bila mendapat pekerjaan maka bisa ganti visa menjadi visa kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun